Rabu, Agustus 10, 2011

Kumpulan kisah lama

Ketika membuka kumpulan album foto digital alias CD-CD foto yang sudah lawas, tampak beberapa foto kenangan antara aku dan doi masih terselip di dalamnya. Namanya Arif, cowo asal Banjarmasin, yang mempertemukan kami adalah kami sama-sama memilih tempat kuliah yang sama di satu pulau, pulau tempat berkumpulnya para Dewa. Yang lebih istimewa adalah kami satu indekosan. Awal kuliah kami semua berteman akrab, maklum ... masa-masanya ospek 'mau nggak mau' di antara para cama (calon mahasiswa) dan para cami (calon mahasiswi) kudu akur satu sama lain.

Saat itu aku dan seorang raka (kakak pembina ospek) sudah taksir-taksiran dan kemudian selesai ospek kami menjalin kasih. Ia pria Hindu, asli Nusadua, aku memanggilnya dengan sebutan Cit-cit, seperti teman-temannya memanggilnya. Koleksi foto-foto bersamanya sudah aku bakar bersamaan dengan dimulainya hubungan baruku dengan Arif. Hanya tersisa satu foto yang juga terselip di dalam CD-ku ketika awal-awal HP kamera keluar di pasaran, masa-masa N3660-ku.


Dia beda usia dua tahun di atasku. Anak laki-laki satu-satunya dalam keluarga, dan ia sudah tidak ber-ayah. Perbedaan yang bersifat prinsip tak bisa disatukan oleh waktu atau apapun juga, cinta kami kandas setelah dua tahun menjalin kasih, tanpa masalah apapun aku memutuskan hubungan ini begitu saja, walau akhirnya aku nangis sendiri bak kebo di dalam kamar, dan ribet sendiri menghindarinya, karena ketika itu ia menolak kata putus melalui sms, terus mencariku di kos, kampus, dsb, ia ingin bertemu empat mata denganku, ... sedangkan kalau waktu itu aku mengiyakan untuk bertemu empat mata dengannya, pasti kami tak akan pernah putus, karena aku tak akan sanggup melihat tatapan matanya. Sekarang ia sudah menjadi bapak dari dua orang putri yang masih balita.

Saat aku pacaran dengan Cit-cit, Arif menjadi musuh besarku di indekos, karena ia selalu menjahiliku dengan gayanya yang 'nggak' banget deh menurutku. Garing dan sok eksis! Tapi yah begitulah, benci dan cinta jaraknya hanya sejengkal saja. Ia menjadi sahabat penghiburku di kala aku patah hati, selalu ada saat aku butuhkan, menemaniku kemanapun aku ingin pergi, bahkan ia lah satu-satunya pria yang sempat nginap di UGD ketika kecelakaan motor bersamaku dan korban lebam di wajah ketika membela kehormatanku dari pria-pria mabuk di jalanan.

Sekilas aku ingin mengenang potret kebahagiaan kami ketika itu sebelum aku siap untuk menghancurkan semua CD-CD ini. Yah, foto bersamanya lah yang paling banyak. Karena masa-masa bersamanya, HP kamera sudah menjamur, hanya dengan membawa HP, sudah bisa mengabadikan segalanya, dan aku tak pernah melupakan untuk membawa HP kemana pun aku pergi.








Walau berakhirnya kisah cinta kami bisa terbilang tragis. Mulai dari rasa jenuh yang selalu mewarnai pertengkaran kami, kemudian saling cemburu, dan yang membuat kami benar-benar berakhir adalah jarak yang memisahkan. Ia mengantarkan kepulanganku ke Balikpapan, membantuku mengatasi kesulitanku dalam membawa pulang semua perabotanku, dari mengirim motor jupee-ku melalui suryagita nusaraya (cargo bandara), mengangkat TV-komputer juga perabotanku yang lain, sampai over weight di bagasi 60 Kg yang akhirnya disusutkan menjadi 15 Kg karena keterbatasan uang yang kami bawa. 60Kg = Rp.1.200.000,- seharga tiket pesawat dua orang ketika itu. Wow !

Kemudian setelah seminggu di Balikpapan, mengantarkan kepulangannya ke terminal bus dan itulah akhir dari segalanya. Sebulan setelahnya, yaitu akhir September 2007, hubungan kami berakhir. Mengingat begitu dekatnya hubungan kami dulu. Yah ... 2 pasang nomor kembar ala kami pun berakhir, tersisa nomor As-ku 555 yang menemukan pasangan baru. Inilah potret kemesraan ketika itu yang terakhir saya publish di blog ini. Setelah ini, semua 'tentang'nya musnah. I promise !!!


Annisa siap menerima cinta yang baru, pria dari PLANET manapun yang bisa membuatku jatuh cinta dan bersedia menerimaku apa adanya. Dimanakah kau manusia planet ? ^___^ PRIA PLANET MARS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar