Tampilkan postingan dengan label Hati berbicara. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Hati berbicara. Tampilkan semua postingan

Jumat, Juni 20, 2014

Aisyah, anakku.


Namanya Aisyah ... Ingat, Aisyah, bukan Aisa atau Aisah, tekankan pada 'sy' dan juga 'h'. Asal mula pemberian nama ini, Mami mengusulkan padaku karena waktu kecil beberapa adik sepupu memanggilku Kakak Ais, tapi aku tidak begitu suka karena menurutku agak kuno. Aku memilih Almira.

Hampir setiap hari janin dalam kandunganku yang aku ketahui melalui usg berjenis kelamin perempuan itu aku perdengarkan Surat Maryam yang sudah ada pada aplikasi Ipad. Daripada bosan mendengarkan musik klasik dan mozart sejak masih trimester pertama, memperkenalkan agama sedini mungkin bagus juga pikirku.

Suatu waktu, dalam rangka bedrest di kamar sekeluarnya aku dari rumah sakit yang pertama kalinya (selama hamil aku sudah keluar masuk rumah sakit sebanyak tiga kali), aku iseng mengelus perutku dan bertanya padanya. "Anak Mami di dalam perut, Mami masih bingung mau kasih nama apa ke kamu. Jadi Mami mau tanya saja, kalau suka tendang dua kali ya? Kalau Almira sayangku mau atau tidak?". Di dalam perut tidak ada respon apapun. Karena takut babay ku itu tidak mendengar jelas, maka aku ulangi kembali, "Mami mau kasih nama Almira, kalau suka tendang dua kali ya?". Ternyata memang tidak ada respon.

Aku mulai memikirkan nama lain, teringatlah aku akan surat Maryam yang sering kuperdengarkan setiap hari. "Nak, kalau Maryam mau ngga? Kalau mau tendang dua kali yah?". Tetap tanpa respon. Sampai akhirnya aku berpikir soal nama Aisyah, terdengar manis juga pikirku. "Kalau nama Aisyah bagaimana Nak, kalau suka tendang dua kali ya?". Yah, Aisyah telah memilih namanya sendiri. Dua putaran aku tanyakan padanya dari Almira, Maryam, dan Aisyah ... Dia hanya menendang pada saat mendengarkan nama 'Aisyah'.

Yah, Aisyah adalah anak dari Annisa dan Alfonso, anakku dan suamiku. Dia berada 8 bulan lebih di kandunganku, agak berbeda memang dari kebanyakan orang yang mengandung 9 bulan 10 hari atau malah 10 bulan.

Aku sering menceritakan kisah ini pada Aisyah. Bahkan hampir setiap hari ketika aku dan dia hanya berdua saja di kamar, yah kami selalu menghabiskan waktu berdua saja, suamiku sibuk bekerja dan tinggal di ruko, sedangkan aku tinggal di rumah orang tuaku dimana Papa dan Mami menghabiskan waktu mereka bersama dengan kedua ponakkanku.

Aisyah ... Mami menyukai segala hal yang ada pada Aisyah ... Mata Aisyah, bulu mata Aisyah, hidung Aisyah, bibir Aisyah, wajah Aisyah, rambut Aisyah, kepala Aisyah, tubuh Aisyah, tangan Aisyah, kaki Aisyah, jari-jari tangan dan kaki yang lentik-lentik milik Aisyah, jantung Aisyah, hati Aisyah, jiwa Aisyah, pokoknya segala hal yang ada di diri Aisyah. Mami mencintai karunia Tuhan yang terindah ini. Mami mulai mengerti mengapa Tuhan jarang mengabulkan permintaan Mami, karena Tuhan mau memberi hadiah kejutan yang begini indahnya yaitu Aisyah.

Aisyah tahukah kalau betapa Mami menunggu Aisyah hadir dalam rahim Mami pas setahun pernikahan Mami dan Deddi. Setelah itu Mami mesti menunggu lagi dan ekstra hati-hati seiring perkembangan Aisyah dalam rahim Mami. Mami berjuang melawan stres sendiri. Deddi bukan mengurangi malah menambah beban pikiran Mami setiap hari, Ji Em dan Ji Pi sendiri tidak bisa mengatasi stres mereka dengan kenakalan cucu-cucunya, sedangkan Mami hanya punya mereka untuk bersandar tetapi tidak ada yang bersedia. Alhasil Mami sempat gagal, berat badan Aisyah di kandungan tidak bertambah, Mami opname di rumah sakit. Selama 5 hari opname, alhamdulillah berat badan Aisyah bertambah. Saat itu sudah 7 bulan Aisyah di kandungan.

Usia 8 bulan ... Mami terbangun jam 4 subhu karena merasakan air mengucur keluar dan membasahi celana dalam Mami, ketika Mami lihat mau pingsan rasanya karena ternyata itu darah. Mami menangis terus khawatir dengan Aisyah di dalam perut Mami. Mami sebenarnya sudah tahu akan datangnya hari ini, Placenta Aisyah ada di bawah menghalangi jalan lahir sejak usia kandungan 23 minggu, dan kepala Aisyah uda di bawah juga sejak usia kandungan 6 bulan. Untung ada Ji Pi dan Ji Em yang siaga mengantar langsung ke rumah sakit. Alhasil Mami opname lagi selama tiga hari. Dokter berpesan kalau pendarahan lagi maka Mami tidak akan keluar rumah sakit sampai melahirkan.

Seminggu kemudian Ji Pi berangkat ke Jakarta karena kakaknya Ji Pi juga lagi sakit. Mami ekstra hati-hati banget membawa diri Mami dan Aisyah di dalam perut. Tapi apa mau dikata, di siang hari darah kembali keluar dan Mami menelpon Deddi, untung Deddi lagi di jalan sehingga bisa langsung jemput Mami. Mami opname di rumah sakit kembali. Dokter hanya mengatakan akan memberi nutrisi yang banyak pada Aisyah, dan ketika berat Aisyah sudah 2,5 kilo, Mami akan disesar untuk mengeluarkan Aisyah. Hari ketiga Mami dirawat, Mami memohon perawatnya untuk mengatakan pada dokter kalau Mami mau dirawat di rumah saja, akhirnya dokter memutuskan untuk langsung melakukan usg. Sebelum pergi usg pakai kursi roda, Mami minta dimandiin dulu ma Deddi, ternyata Mami pendarahan lagi, dokter membatalkan usg malah memutuskan sesar darurat. Seharusnya Mami disesar siang hari, tapi masih cari donor darah untuk Mami, akhirnya sambil terus dipantau detak jantung Aisyah, Mami sesar malam hari Sayang. Kebetulan Ji Pi balik dari Jakarta malam hari, sepertinya Aisyah nungguin Ji Pi dulu.

Hanya semenit pasca operasi Mami sempat melihat Aisyah, setelah itu Mami harus sabar sampai besok siang baru deh bisa sentuh fisik dengan Aisyah. Sujud syukur banget begitu Mami mengetahui kalau Aisyah terlahir dengan berat 2,8 kilo.

Duh, anak Mami ini Manis banget, pikir Mami ketika itu. Mami ciumin terus, Mami lihat kulit Aisyah putih banget dan mulus lagi, jari-jarinya lentik-lentik, bulu mata pun lentik walau belum keliatan tebal atau tipisnya (tapi sepertinya sih tebal karena rambutnya Aisyah tebal banget nurun Mami sama Deddi), trus bibir Aisyah itu seksi banget. Namanya saja anak Mami, semua kekurangan pun bisa jadi lebih di mata Mami.

Tahukah Aisyah kalau Aisyah itu harta yang paling berharga bagi Mami, jadi Aisyah harus selalu yakin kalau Aisyah itu adalah sebutir mutiara, Sayang, dan Mami adalah tiram yang melindungi mutiara itu sampai mutiara itu menemukan pengganti Mami yang bisa membantu menjaga dan melindungi Aisyah juga. Sampai saatnya tiba, Mami akan terus mendampingi Aisyah dan mengarahkan jalan Aisyah agar tidak menginjak paku yang tersebar di sepanjang perjalanan hidup kita sebagai manusia, jadi Aisyah harus nurut yah sama Mami.

InsyaAllah Mami akan selalu berusaha mengikuti perkembangan Aisyah, Mami akan mendukung apa yang Aisyah suka, Mami ngga mau jadi orang yang memaksakan keinginan Mami pada Aisyah, hanya saja Mami akan menjadi orang di samping Aisyah yang mengingatkan kalau Aisyah salah langkah, menjadi orang yang bersedia dimintai pendapat oleh Aisyah juga.

Betapa Aisyah itu penting bagi Mami. Mami melewati berbagai macam rintangan baru bisa bertemu dengan Aisyah, ... korban fisik, korban bathin, bahkan korban materi. Aisyah berusaha sehat terus yah Sayang, Mami selalu berdoa untuk Aisyah, setiap hari bahkan sepanjang hari. Aisyah adalah separuh dari jiwa Mami, jika terjadi 'hal' pada Aisyah maka terjadi 'hal' juga pada Mami. Mengerti Aisyah Fayola Edmee? Karena kita satu jiwa, jauh sebelum kita bertemu di dunia, Aisyah hidup dengan jiwa Mami di dalam tubuh Mami, dan Aisyah lahir membawa separuh dari jiwa Mami itu. Akan tetap menjadi satu jiwa ketika kita bersama. Mami sayang pada Aisyah. Terima kasih telah hadir dalam hidup Mami, Sayang. Terima kasih atas harta dariMu ini Tuhan.


Sabtu, November 24, 2012

"Kilo Eko Charly Eko Whisky Alfa"

Yup ...

Membaca judul di atas pasti sudah bisa ditebak apa yang aku rasakan saat ini. Yah, aku sedang K E C E W A, dan ... hari ini adalah hari pertamaku merasa sangat kecewa terhadap suamiku. Aku sedang merasa Unhappy.

Tapi tetap berpegang pada komitmen dengan suami kalau 'dapur pribadi' sebaiknya tidak dibeberkan ke orang banyak, ya aku memilih tidak menceritakan kisah lanjut tentang hari ini. Yang jelas, malam mingguku hari ini sangat menyedihkan. Hatiku sedang pilu.

Sabtu, November 17, 2012

Selingan sembari menunggu suami

Sungguh lagu yang bagus tapi menyayat hati. Setiap membaca deretan tulisanku sejak tahun 2009, diiringi dengan lagu Raisa yang berjudul 'Apalah arti menunggu' ini, membuatku lebih mendalami isi dari perjalanan hidupku selama 3 tahun belakangan ini yang aku tuangkan dalam bentuk tulisan. Membuatku ingin terus membuka, membaca, dan mengutak-atik blog ini, ... walau aku sendiri tak tahu tujuanku sebenarnya, ... mau 'posting' tulisan namun belum ada bahan, mau desain 'template' baru belom ada ide, ... yah akhirnya aku hanya menikmati lagu ini berulang-ulang sambil membaca berulang-ulang kali tulisan-tulisanku beberapa bulan belakangan ini.

Setiap orang memiliki kisah yang menarik dalam hidup mereka, ... kisah itu menjadi tidak menarik ketika kita selalu menyesali semua yang telah terjadi, kisah itu menjadi sangat biasa ketika kita tak menyukuri perjalanan hidup yang telah ditakdirkan oleh yang Kuasa, bahkan kisah itu menjadi terbuang percuma karena kita tak pernah mencoba mencatat kejadian demi kejadian itu di selembar kertas atau memanfaatkan fasilitas blog yang tersedia melalui internet. Karena daya ingat manusia itu terbatas, kisah yang sangat menarik sekalipun bisa terlupakan dimakan jaman.

Sambil menunggu kepulangan suamiku adalah waktu yang tepat menulis beberapa kata yang dirangkai menjadi beberapa kalimat untuk sedikit memberikan tulisan kepada blog-ku ini, dan tepat sekali lagu Raisa mengiringi tulisanku lagi. Ahhh suamiku, jangan membuatku lelah menunggu. Sesibuk apapun kamu, sempatkan waktumu untukku. Buruan pulang ... nih lagu sungguh membuat hatiku kebat-kebit di malam minggu begini.



Minggu, November 11, 2012

JODOH

Jodoh itu serba tak terduga. Siapa orangnya, kapan datangnya, bagaimana ia datang, mengapa bisa dipertemukan, dan dimana bertemunya.

Seperti aku dan suamiku. Kami berdua ditakdirkan untuk bertemu, ... Dia adalah orangnya, dia adalah jodohku, seseorang yang bersedia menikah denganku dan aku adalah wanita yang bersedia dinikahi olehnya. Dia datang ketika aku baru mengalami putus cinta dengan yang sebelumnya, dia datang melalui 'tangan' orang ketiga yaitu seseorang yang dekat denganku dan juga dengannya yang memperkenalkan kami. Kami dipertemukan karena doi ingin bertemu denganku dan akupun setuju untuk dipertemukan dengannya.

Kami bertemu pertama kali sesungguhnya ketika ia buka rekening di counterku, dan berawal dari salam-salam yang disampaikan oleh kawanku itu, kemudian sempat terhenti sesaat ketika aku menjalin kasih dengan teman SMAku, dan dimulai lagi ketika aku putus cinta, kami bertemu kembali karena kawanku dan suaminya membawa doi menjemputku di rumah untuk bersama-sama berkaraoke ria di Inul Vista.

Aku dan suamiku hanya butuh waktu satu bulan untuk memastikan bahwa kami adalah pasangan yang klop dalam segi apapun. Kami berkenalan secara langsung pada tanggal 08 September 2012, kemudian tanggal 06 Oktober 2012 menjalin kasih, dan tanggal 07 November 2012 kami resmi menjadi suami-istri.

Jodoh adalah takdir dari Allah SWT, ... jika ia memang jodohku, selalu ada jalan untuk bertemu, namun jika bukan sampai kapanpun kami tak akan bisa bertemu, ... mungkin aku masih dengan yang sebelumnya dan dia juga masih dengan yang terdahulu.

Aku sangat menyukai TAKDIR ini, dan ... Aku sangat mencintai JODOH ini. #^___^#





Jumat, November 09, 2012

Istri bagi Suamiku

Hari ini pertama kalinya aku menyentuh blog ini dengan 'status baru'. Agak sukar untuk memulai tulisan ini. Apalagi mengingat aku mengisi kekosongan blog-ku saat ini di warnet milik suamiku. Jadi sambil mengetik, mata sibuk plarak-plirik khawatir saat doi tiba-tiba menghampiri dan melihat saat aku sedang menulis blog yang isinya kali ini bukan tentang aku pribadi, melainkan juga tentang dia. Yah, aku sudah tak sendiri lagi. Tanggal 7 November 2012, aku resmi menjadi seorang istri bagi suamiku.

Lagu Raissa (Apalah arti menunggu) yang mewarnai blog-ku beberapa bulan belakangan ini, ingin aku ganti dengan lagu yang lebih mencerminkan mengenai aku dan dia, karena memang lagu ini terlalu sendu untuk mengiringi kebahagiaan yang sedang aku rasakan. Walaupun kebahagiaan yang sedang kurasakan kini tidak dirasakan pula oleh sahabatku dan juga sahabat doi yang dulunya sangat menginginkan kami bersatu. Karena sahabatku itu kerapkali merasa aku berubah setelah mendapatkan doi. Belum lagi permasalahan kompetisi di kantor yang membuat kami semakin jauh. Ah seandainya saja ia tahu, aku akan lebih memilih untuk memiliki suatu keluarga utuh dengan suami yang menyayangiku dan anak-anak yang meramaikan hari-hariku daripada aku harus mengejar kesuksesan karir yang tidak akan ada habisnya.

Sempat berpikir untuk menjauhi suamiku itu demi kepuasan hati sahabatku yang tampaknya sangat menyesal telah mempersatukan kami sehingga selalu mengatakan hal-hal buruk tentangku di statusnya. Walaupun tidak secara langsung, namun aku bisa merasakan karena setiap aku menulis status yang berisi tentang kebahagiaanku bersama pasanganku saat ini, statusnya juga selalu muncul dan selalu mengeluarkan kata-kata yang tidak sepantasnya dilontarkan oleh wanita secantik dirinya. Namun aku tak bisa mengingkari hatiku, ... aku suka, aku cinta, aku mau, maka ... aku tak akan pernah sanggup menyiksa hatiku untuk menjauhinya.

Takdir Allah, apapun bentuknya, harus aku terima dengan lapang dada. Walau image-ku rusak di mata sahabatku sendiri yang hari-hari aku temui dengan kebencian di matanya, walaupun aku harus menemukan pria yang aku cintai melalui tangannya sehingga ia merasa berhak sepenuhnya untuk mencaci diriku, aku terima. Akan aku jalani ini seumur hidupku. Aku tak akan pernah menganggap bahwa ini karma bagiku sesuai yang ia pernah lontarkan di statusnya. Tak pernah ada karma yang berakhir begitu indah. Tak kenal maka tak sayang. Aku memang sempat tak mau untuk dijodohkan dengan suamiku, dulu, namun apa daya, kekuatan cinta memang jauh lebih ampuh dari apapun, dan ternyata setelah mengenalnya aku jatuh cinta. Ia suamiku sekarang, dan aku tak akan pernah meninggalkannya untuk alasan apapun. Jika ini memang karma bagiku, terima kasih atas karma yang begitu indah ini ya Allah. Aku adalah Istri bagi Suamiku, Meril alfonso.

Rabu, September 19, 2012

Lebih baik tak pernah mengenalmu ...

Akhir-akhir ini seseorang menyita sebagian besar perhatianku. Berawal dari salam yang disampaikan oleh seorang kawan mengenai kamu yang katanya terobsesi padaku, walau awalnya aku yang sedang patah hati juga tak begitu berkenan untuk membiarkan pria asing memasuki kehidupanku sehingga aku sempat memberi harapan kepada seseorang yang kebetulan masih keluarga yang memang menunjukan perhatian yang lebih padaku, begitupun perasaan berdosaku yang teramat dalam karena aku tidak bisa mencintai sahabatku yang kutau jelas menyukaiku sejak lama dan sudah sangat jelasnya kalau ia pria baik-baik dari keluarga baik-baik.

Entah angin apa yang membuatku setuju dengan ide kawanku agar mempertemukan aku dan kamu. Saat kita bertemu lagi, aku surprise karena kamu tidak seperti orang pendiam yang aku temui setahun yang lalu di meja counterku di kantor. Dan gaya kamu bertutur, cara kamu berbicara mengingatkanku pada kakak panitia ospekku beberapa tahun yang lalu yang sempat menjadi kekasihku selama 2 tahun lebih. Aku meninggalkannya karena aku sadar hubungan kami tidak berarah karena beda keyakinan. Itu kebodohanku yang pertama, setelah dua tahun baru menyadari kalau hubungan kami salah.

Kembali tentang kamu. Aku suka ketika kamu berbicara, kamu tersenyum, kamu tertawa, kamu melirik, dan ketika kamu menatapku. Kata kawanku itu aku telah jatuh cinta padamu. Apa secepat ini aku telah jatuh cinta? Walau aku tahu masa lalumu tidak begitu baik. Walau aku tahu semua kenakalan remaja pernah kamu lakukan kecuali narkoba, ... semua kecuali narkoba. Hmmm ...

Apa kali ini aku tak akan 'sakit' lagi? Aku terlalu takut untuk menyimpan harapan yang begitu besar terhadapmu. Apa kamu memang benar berbeda dengan pria-pria sebelumnya? Pria cinta monyetku dulu, priaku yang mencintaiku namun berbeda keyakinan, priaku yang selalu ada untukku namun playboy, ataukah priaku yang mencintaiku dengan egois. Aku tak pernah mencintai seseorang dengan tidak bersungguh-sungguh. Ketakutan terbesarku adalah setelah aku benar-benar jatuh cinta padamu, kamu malah pergi meninggalkanku dan kembali kepada masa lalumu. Atau kemudian kamu sadar bahwa cinta yang kamu tujukan padaku hanyalah cinta sesaat saja. Aku lebih baik tidak pernah mengenalmu daripada aku dipaksa untuk bisa melupakanmu.

Sabtu, Juli 28, 2012

Untaian hati seorang Penulis

Lama tidak menyentuh blog saya ini, sudah sejak bulan April, tidak terasa sudah 3 bulan berlalu. Memang benar jika banyak orang berkata, sumber dari sebuah tulisan sebenarnya berasal dari perasaan hati sang penulis sendiri, ... hanya saja cara penyampaiannya berbeda-beda seperti sekedar menulis catatan harian, puisi, sajak, membuat berupa cerpen inspiratif, maupun sebuah novel yang belum menemukan akhir cerita, ...

Saya ... yah, saya kembali menyentuh blog saya ini, ... mau dibilang galau iya, mau di bilang sedih iya, mau dibilang sepi yah memang itu yang sedang saya rasakan saat ini. Penulis menjadi lebih kreatif di kala ia sedang jatuh cinta, di kala ia sedang bahagia, di kala ia sedang patah hati, di kala ia sedang sedih, di kala ia sedang kesepian, ... jadi tetap bersyukurlah seorang penulis jika merasakan salah satu 'rasa' itu meskipun pahit sekalipun.

Entah apa yang sedang saya rasakan saat ini, tak seorangpun dapat mengerti, bahkan jika kekasih saya membaca tulisan saya kali ini, bisa dipastikan ia pun tak dapat mengerti, atau malah tersinggung dan memarahi saya tanpa pernah mau tahu tentang apa yang sedang saya rasakan, tanpa pernah mau memahami dasar dari tulisan saya ini adalah karena saya tidak memiliki 'pendengar' yang baik untuk bukan sekedar menjadi pendengar saja melainkan bisa mengerti saya.

Wanita cemburu itu wajar, ... jika sebagian waktu yang tersita dari kekasih saya adalah untuk teman-temannya, untuk komunitasnya, untuk semua-semuanya selain saya tentunya. Tapi itu menurut saya. Menurut kekasih saya mungkin sebaliknya, kecemburuan saya itu tidak wajar, tapi kecemburuannya menjadi sangat wajar ketika saya lebih asyik dengan kumpulan saya ketimbang dia, seperti saya yang sedang 'gathering' keluar kota bersama dengan rekan-rekan sekantor saya, tanpa pernah mengijinkan saya bersenang-senang bersama teman-teman saya, terus mengganggu saya dengan teror kecemburuannya itu, baginya mungkin itu sangat wajar. Apalagi jika menyangkut seorang sahabat baik saya yang sudah tidak diijinkan bersahabat lagi dengan saya karena cemburu. Astaghfirullah, sesama umat muslim saya menyetujuinya untuk memutuskan tali silaturahmi yang sudah terjalin lama. Dosakah saya? Lagi-lagi saya menjadi yakin sekali tulisan saya ini akan membuat ia sangat marah ketika mengetahuinya tanpa pernah mengerti akan kegelisahan saya sesungguhnya.

Ia adalah seorang mahasiswa S2 Hukum di Jogja. Kami berkenalan sudah sangat lama, ia adalah teman sekelasku ketika kelas 2 SMA di Balikpapan. Pertama kali bertemu kembali dengannya setelah sekian lama, saya jatuh hati dengannya, karena ketegarannya berdiri sendiri di atas kakinya tanpa kehadiran seorang Ibu di sisinya, bekerja keras walau pekerjaan kasar sekalipun, ... jujur, saya bukan seorang wanita yang melihat pria dari sisi materinya ... saya tidak mudah terpesona kepada seorang pria yang tidak saya kagumi, apalagi hanya mengandalkan harta orang tua semata. Saya sangat kagum ia tidak gengsi bekerja mencuci piring di sebuah Franchise Fried Chicken Resto, padahal ia seorang Haji muda yang sedang studi S2.

Setelah kami menjalin hubungan kasih, 6 bulan pertama saya merasakan bahwa ia sangat mencintai dan menginginkan saya. Bahkan ia lebih rela menghabiskan malam-malamnya hanya untuk menelpon saya. Namun entah mengapa, setelah lewat 6 bulan, ia menjadi seorang yang asing bagi saya. Bukan ia yang suka menelpon saya, bukan ia yang suka menanyakan kabar saya, bukan ia yang selalu ada untuk saya (namun saya yang harus selalu ada untuknya), .... melainkan ia yang gila kontes, ia yang rela menghilang semalam penuh tanpa memberikan alasan yang logis kepada saya dan bukti yang akurat, ... Pasti ia akan sangat marah ketika membaca tulisan saya ini dan langsung menyuruh saya menghapus tulisan ini tanpa pernah memahami apa yang sesungguhnya saya rasakan.

Seandainya ia masih yang dulu, ketika saya sedang bersedih, pasti akan merangkul bahu saya dan membiarkan saya menangis, dan berbisik dengan lembut di telinga saya, "Semuanya akan baik-baik saja, perasaan saya tidak pernah berubah.". Bisakah itu saya dapatkan kini? ketika saya protes apa yang saya dapatkan kini selain teriakan dan bentakkan yang memekakkan telinga saya lewat telpon (yah, kami hubungan jarak jauh). Ketika saya diam, apa yang saya dapatkan juga selain bentakkan? Lagi-lagi itu.

Ketika saya memutuskan hubungan percintaan kami, apa yang saya dapatkan selain ancaman? Semua password e-mail dan FB dihack. Namun ketika ia yang memutuskan hubungan percintaan kami dan saya mengiyakan, yang saya dapatkan juga tetap sama. Intinya dia tidak mau lepas dari saya, walau kadang ia sendiri yang mengucapkan kata 'putus'. Hati saya kadang bertanya, apa ia benar mencintai saya atau hanya memiliki maksud tertentu saja? Rasa ingin memiliki yang berlebihan ataukah cinta? Kalau ia membaca tulisan saya ini, ia pasti memvonis saya 'tidak percayaan' tanpa pernah mau tahu dengan alasan saya menjadi ragu. Ada beberapa hal yang perlu ia perbaiki untuk membuat saya selalu percaya padanya. Namun, tak pernah dilakukannya. Ia tak memiliki usaha yang lebih baik untuk membuat saya tetap di sisinya.

Sampai tulisan ini saya publish, belum ada satu pesan singkat darinya yang benar-benar menyatakan ia bersalah karena malam minggu telpon yang dijanjikanya tak kunjung mampir ke ponsel saya, sedangkan ia berkumpul bersama komunitas jalanannya semalam full (sampai pagi), selain kata maaf yang singkat (tanpa embel-embel) dan lanjut tidur (karena sudah bergadang sampai pagi). Saya tahu tulisan saya ini hanya bisa membuatnya sangat marah tanpa pernah mau mengerti isi hati saya, dan saya tahu bukan pelukan kasih-sayang yang akan saya dapatkan darinya dengan adanya tulisan ini melainkan tamparan keras di hati saya.

Seandainya ia tahu ... seandainya ia dapat mengerti ... seandainya ia punya cinta ... seandainya ia tidak menganggap dirinya seonggok barang tak berharga, seandainya ia memiliki kepercayaan diri penuh, seandainya ia seorang yang memiliki tingkat emosi yang berkualitas ... 'Dengan Senang Hati' saya berada di sisinya. Saya akan menjadi wanita yang paling berbahagia. Tertipukah saya?

Kamis, Januari 19, 2012

Desahan hati yang merindu


Malam yang berbintang ...
Ada satu paling menarik oleh pandanganku ...
Dia berada di sudut timur,
mengkilap dan berkedip kepadaku ...
Cahaya yang bersinar paling terang,
seakan menantangku untuk menggapainya.

Kamu seperti bintang ...
Karena kamu selalu ada di setiap malamku ...
Namun kamu bukan sembarang bintang,
kamulah sang bintang kejora,
yang mampu menarik perhatianku dengan pesonamu.

Malam ini tak berbintang ...
Bukan karena akan turun hujan ...
Hanya saja semua bintang tertutup oleh pesona bintang kejora ...
Sedangkan sang kejora, enggan mampir di malamku kali ini ...
Kemana kau wahai kejoraku ???


Jumat, September 02, 2011

Hey Kau ... !!!

Balikpapan, September Rain.

Hey Kau !!!

Tahukah kau apa yang kupikirkan saat ini ?
Apapun itu, semuanya adalah tentang kamu !
Ya kamu ! Semuanya hanya kamu !
Tak tahukah kamu atau tidak mau tahukah kamu ?

Tahukah kau apa yang kurasakan saat ini ?
Sakit ! Karena aku tidak tahu kabarmu hari ini.
Kangen ! Karena cukup lama kita tidak bersua.
Pilu ! Karena aku tak tahu apa yang kau rasakan padaku.

Tahukah kau bahwa hanya kau yang kuharapkan ?
Orang pertama yang ingin kulihat ketika membuka mata di pagi hari.
Orang pertama yang menanyakan kabarku hari ini.
Namun orang terakhir yang ingin kulihat di malam menjelang tidurku.

Kau ! Kau ! Dan kau ! Kau lagi !
Dan malam ini, lagi-lagi aku merasakan rindu padamu.
Ingin berada di sampingmu, selalu dengan kamu.
Tak perduli bagaimana kondisimu, yang kumau hanya kamu.

Ketika kau mulai ingat untuk menanyakan kabarku.
Ketika kau mulai rindu untuk bertemu denganku.
Ketika kau mulai merasakan hal yang sama denganku.
Aku masih di sini menunggu, hanya untukmu.

Kamis, September 01, 2011

Jangan marah padaku, Sahabat.

Dear sahabat,

Jangan marah padaku ...
Diammu membuat pilu hatiku
Cuekmu membuat gelisah hatiku
Hilangmu membuat resah hatiku

Jangan marah padaku ...
Ketika aku menolak berdua denganmu
Ketika aku tak membalas pesanmu
Ketika aku mengabaikan telpon masuk darimu

Jangan marah padaku ...
Karena aku adalah sahabatmu
Tempatmu berbagi suka dan duka
Aku sayang kamu

Jangan marah padaku ...
Bukan karena aku tak menginginkanmu
Bukan karena aku tak menyukaimu
Bukan karena aku benci padamu

Jangan marah padaku, Sahabatku ...
Sampai kapanpun aku adalah sahabatmu
Walau cintaku bukan untukmu
Tapi posisimu tak tergantikan

Maaf karena kebersamaan ini menyakitkanmu

Rabu, Januari 13, 2010

Terpuruk

Hati yang gundah-gulana
Sudah tersurat sepi selalu beserta
Hati yang hampa berharap
Sanubari mengisi kekosongan jiwa

Perasaan tidak untuk dihargai
Dicaci dan dihina aku dapat
Terpuruk dalam kesendirian
Sepi dan hampa aku benci

Apa daya hati tak sampai
Apa sanggup mulut berkata
Kasih terkubur dalam-dalam
Tetap menjadi tak berharga

__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around
http://mail.yahoo.com

Psikiater...tolong...

Tolong...tolong ampuni aku...aku tidak gila...
Tolong...tolong jangan siksa batinku...aku tidak bodoh...
Sakit...sakit...aku sakit...
Perih...perih...hatiku perih...

Aku butuh Tika Bisono...
Aku butuh Rose Mini...
Aku sakit hatiku perih
Tak berdaya selalu dicaci

Mami...kenapa selalu merendahkan diriku...
Memukul kepalaku sesuka hati dengan bermaksud bercanda
Saat aku sedang tidur-tiduran di sampingnya menonton televisi
Tidak pelan, dan kepalaku sakit...

Papa...kenapa selalu mendukung apapun yang diperbuatnya
Aku balas memukul lengan mami (pura-pura bercanda juga)
Kata papa mami boleh berbuat apapun sesukanya kepadaku karena ia yang melahirkanku
Tapi kepalaku sakit hatiku perih

Aku bodoh aku gila aku idiot (lagi-lagi bercanda)
Kata-kata yang terlontar puluhan tahun
Sampai sudah meyakinkanku
Aku memang seperti itu

Aku menangis sendiri di dalam kamar
Karena kepalaku sakit
Karena hatiku perih
Karena tanganku tak berdaya

Aku berteriak dalam hati
Rasanya kepalaku mau pecah
Kujambak rambut agar sakitku reda
Tapi hatiku belum juga tenteram
Aku butuh psikiater

__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around
http://mail.yahoo.com