Sabtu, November 14, 2009

21 Desember 2012 (Doomsday!!!)

http://pinguin-switdiari.blogspot.com

Tahun 2012 sudah diramalkan akan terjadinya kiamat. Entah itu ramalan dari suku Maya, para dukun, geofisika, dsb,...yang menyangkalnya hanya dari pihak Nasa, entah karena Nasa takut hal itu menjadi kecemasan seluruh warga dunia atau memang Nasa sudah memperkirakan tidak akan munculnya planet X atau yang bisa juga kita sebut planet Nibiru dengan segala rumusan-rumusannya.

Yang membuatku shock adalah, suku Maya telah memperkirakan kiamat sampai setanggal-tanggalnya. Berdasarkan kalender suku Maya (ini aku baca dari beberapa web yang sudah terlebih dahulu membahasnya), hari berakhirnya kehidupan duniawi adalah tanggal 21 Desember 2012, dan itu berarti seluruh bumi dan segala isinya akan hancur. Kenapa harus tanggal 21??? Tak ada yang tahu.

Mengingat jika saat itu datang, sehari sesudahnya, adalah hari raya sesudah 29 tahun kelahiranku, membuatku sedikit tidak rela. Walau aku percaya bahwa suatu saat hari kiamat itu memang akan tiba, yang waktunya masih menjadi rahasia sang pencipta. Dan yang menjadi tanda-tandanya akan datangnya hari itu, kalau tidak salah, diantaranya adalah matahari terbit dari barat, anak laki-laki menyukai berpakaian perempuan dan yang wanita menyukai pakaian laki-laki (kalau ini mah sudah sering kita temui yaaa...hihihiii...apalagi di kalangan selebritis kita), trus munculnya seekor binatang yang bisa berbicara dengan manusia. Setidaknya itu yang aku ketahui, kalau ada yang tahu lebih lengkapnya, bisa diinfokan melalui komen yah? Karena gimanapun info mengenai kiamat penting kita ketahui agar kita semakin mendekatkan diri denganNya, dan menghindarkan diri dari segala perbuatan pendzaliman alias kemaksiatan.

Ini ada artiket penyangkalan kiamat pada tanggal segitu oleh suku Maya sendiri, dimuat di webnya 'harian global' (setidaknya artikel ini bisa membuatku sedikit lega):

Tetua Suku Maya: Tahun 2012 Bukan Hari Kiamat E-mail
Written by Ari Julianto
Wednesday, 14 October 2009 09:31

Seorang tetua dari Suku Maya, Apolinario Chile Pixtun kerap diberikan pertanyaan bertubi-tubi seputar 'Kiamat 2012" dimana menurut kalender Maya pada 21/12/2012 dunia akan berakhir. Namun, dengan tegas dia menepis pernyataan tersebut.


Melansir pemberitaan Association Press, Selasa (13/10) diberitakan, tetua dari suku Maya ini merasa gerah dengan pernyataan tersebut. Terlebih-lebih dengan bakal munculnya film buatan Hollywood "2012" yang menggambarkan berbagai bencana menghantam Bumi termasuk gempa besar, meteor dan tsunami.


Chile Pixtun yang keturunan suku Maya Guatemala menegaskan, sejumlah teori terkait peristiwa 2012 itu adalah pernyataan yang dilontarkan orang Barat sendiri dan bukan dari suku Maya. Dia membenarkan bahwa menurut suku Maya, perhitungan kalender akan berakhir pada 21/12/2012. Akan tetapi, itu bukanlah akhir dari segala-galanya.


Nada serupa juga dilontarkan Jose Huchim, arkeolog Yucatan Maya, "Sewaktu saya pergi ke sejumlah komunitas suku Maya dan bertanya kepada mereka apa yang akan terjadi pada tahun 2012, mereka sama sekali tidak tahu. Kemudian, ketika saya menyatakan bahwa dunia akan kiamat. Mereka tidak memercayainya."


Peradaban Maya yang tercatat dari tahun 300 Masehi hingga 900 Masehi memiliki kemampuan astronomi yang luar biasa. Kalender mereka dimulai dari tahun 3114 SM menandai periode 394 tahun yang dikenal dengan nama Baktun. Angka 13 dianggap sakral oleh suku ini dan Baktun ke-13 berakhir sekitar 21 Desember 2012.


Selain itu tahun 3114 SM juga dianggap tahun yang akurat. Sebab, pada tanggal 13 Agustus 3113 Sebelum Masehi (SM) secara tepat dan akurat dikatakan sebagai awal dari peradaban manusia di bumi. Karena diperkirakan Dinasti Mesir I tercatat kira-kira pada 3100 SM, dan kota pertama, Uruk, di Mesopotamia, juga berdiri sekitar tahun 3100 SM. Angka ini juga bersamaan dengan berdirinya kerajaan Hindu Kali Yuga.


Dan yang paling menarik adalah, pembagian waktu menjadi 24 jam dari setiap 60 menit dan setiap menit menjadi 60 detik, termasuk satu buah lingkaran penuh adalah 360 derajat, juga ditemukan kira-kira 3100 SM, di Sumeria.


David Stuart, spesialis epigrafi Maya di University of Texas mengungkapkan, "Tanggal 21 Desember 2012 adalah peringatan penciptaan khusus. Suku Maya tidak pernah mengatakan dunia akan berakhir pada masa itu. Mereka juga tidak mengatakan hal-hal buruk atau bencana yang bakal terjadi pada hari itu. Mereka hanya mencatat peringatan Monumen Enam."

Ari Julianto | GLOBAL

Share on Facebook
Last Updated on Wednesday, 14 October 2009 09:37


Ditambah oleh pernyataan dari pihak Nasa (diambil dari sebuah web bernama vivanews yang juga tidak membenarkan akan rumor tersebut:



Jawaban NASA Soal Kiamat 2012
Isu 2012 kiamat seperti mengulang isu yang sama pada tahun 2000 atau Y2K. Tak terbukti.
Jum'at, 13 November 2009, 11:51 WIB
Elin Yunita Kristanti
Film '2012'

VIVAnews - Isu kiamat akan terjadi pada tahun 2012 menguak seiring munculnya film besutan Hollywood berjudul '2012' yang mulai hari ini, Jumat 13 November 2009, dilempar ke bioskop-bioskop.

Film tersebut dilatarbelakangi dugaan bahwa pada 21 Desember 2012, sesuai batas akhir penanggalan Bangsa Maya, akan terjadi kiamat.

Lembaga antariksa Amerika Serikat (NASA) pun angkat bicara menanggapi isu menggemparkan soal kiamat.

Menurut NASA, isu 2012 kiamat seperti mengulang isu yang sama pada tahun 2000 atau Y2K. Sama halnya dengan ramalan tak terbukti di tahun 2000, tak akan ada yang terjadi pada 2012.

Berikut jawaban ilmuwan NASA terhadap pertanyaan-pertanyaan seputar fenomena 2012:

T: Adakah ancaman terhadap bumi di tahun 2012? Banyak informasi di internet mengatakan kiamat akan terjadi pada Desember 2012?

J: Tidak akan ada hal buruk yang terjadi pada Bumi pada 2012. Planet Bumi sudah bertahan selama 4 miliar tahun. Para ilmuwan terpercaya mengetahui bahwa tak ada ancaman untuk bumi yang terkait '2012'

T: Bagaimana asal-usul ramalan kiamat akan terjadi pada 2012?

J: Isu kiamat berawal dari perkiraan ada sebuah planet bernama Nibiru, temuan Bangsa Sumeria, yang posisinya berhadap-hadapan dengan bumi. Bencana dahsyat sebenarnya diramalkan terjadi pada 2003, namun tak ada apa-apa yang terjadi sesuai ramalan.

Lalu, saat bencana dahsyat menurut ramalan bergeser ke Desember 2012. Dua ramalan itu terkait dengan satu putaran kalender milik Bangsa Maya dan adanya badai matahari (winter soltice) di tahun 2012. Dua hal itu yang melatarbelakangi adanya isu kiamat akan terjadi pada 21 Desember 2012.

T: Apakah kalender milik Bangsa Maya berakhir pada 2012?

J: Yah, sama halnya dengan kalender yang Anda pasang di dapur, waktu kan tak akan berhenti sampai tanggal 31 Desember.

Kalender Maya, sama, tidak berarti waktu berhenti pada 21 Desember 2012. Memang, tanggal itu adalah akhir dari periode panjang kalender Maya. Tapi seperti halnya kalender Masehi yang dimulai tiap 1 Januari. Periode kalender Maya juga akan dimulai lagi.

T: Benarkah ada planet bernama Nibiru atau Planet X atau Planet Eris yang kemudian akan mendekat ke bumi dan mengakibatkan kehancuran?

J: Nibiru atau cerita lain soal planet liar adalah cerita bohong (hoax). Tidak ada dasar ilmiah dan faktual yang jadi dasar klaim tersebut. Jika Nibiru atau planet X itu nyata dan berhadap-hadapan dengan bumi pada 2012, para astronom seharusnya bisa melacak itu sejak lama.

Planet itu seharusnya juga bisa kita lihat sekarang dengan mata telanjang. Kenyataannya, tidak.

Planet Eris memang nyata, tapi itu adalah planet kerdil, sekecil Pluto yang masih berada di luar sistem tata surya kita. Perkiraan jarak terdekat planet itu dengan bumi adalah 4 miliar mil.


Tuuu kan sedikit lebih lega. Heheee, semua orang pasti akan takut kalau sudah mengetahui kapan kita 'harus' mati. Apalagi kalau uda tau tanggalnya kayak gitu. Tapi setidaknya sudah ada dua pernyataan penyangkalan soal kiamat-kiamatan ini, sehingga membuat hati kita tenang dan bisa menjalani hidup ini seperti biasa tanpa terus berpikir, "Duuuh, bentar lagi 2012 nih.", apalagi gue..."Duh, ga sempat ultah ke 29 dah gue!"

Yang
terpenting adalah, jadi atau tidaknya kiamat pada tanggal 21 Desember 2012, kita tetap menjauhkan diri dari segala perbuatan maksiat dan berhenti mendzalimi sesama kita. Mulailah hidup rukun satu sama lainnya sampai saat itu tiba. Mulailah memberi makan dan minum kepada mereka yang membutuhkannya, walaupun hanya seekor binatang (yang haram sekalipun). Persiapkanlah diri masing-masing untuk menghadapNya suatu saat nanti.

Jumat, November 13, 2009

Misteri Cinta

http://pinguin-switdiari.blogspot.com

Cinta memang datang secara tiba-tiba, tak bisa ditentukan kepada siapa kita menujukannya. Seperti yang kita tahu, kisah cinta Yuni Sara dan Raffy Achmad menjadi sorotan publik akhir-akhir ini. Perbedaan usia mereka yang cukup jauh (menurut pemberitaan sih 15 tahun) dalam menjalin suatu hubungan kasmaran menimbulkan pro dan kontra di tengah masyarakat luas. Tidak begitu menghebohkan kalau yang berada di posisi yang lebih muda adalah si wanita, tapi sayangnya dalam kasus Yuni-Raffy ini, yang muda adalah si Raffy (dalam artian, si lelaki). Apalagi baru-baru ini kita dengar si Yuni menegur Asha Syara dengan caranya sendiri yang diartikan sebagai labrakan oleh si Asha. Riskan memang sebagai wanita dewasa yang berpacaran dengan berondong. Kalau sesama anak muda, cemburu dengan kawan wanita kekasih kita, pasti komentar yang kita dengar hanyalah, "Ah biasa...". Berbeda jika seorang wanita dewasa yang berpacaran dengan pria yang jauh lebih muda darinya, cemburu dengan kawan wanita kekasihnya yang usianya juga jauh lebih muda dari dirinya (apalagi jika mereka-mereka itu dari kalangan selebritis), wah...sudah jadi bahan pembicaraan seantero negeri ini deh.

Sebelumnya yang telah kita ketahui juga hubungan spesial tanpa ikatan pernikahan antara Andy Soraya dan Steve Emanuel yang perbedaan usia keduanya juga cukup jauh, bahkan telah dikarunia anak-anak yang lucu-lucu (anak-anak mewarisi tampang bule si ayah). Sudah menjadi rahasia umum deh hubungan spesial mereka yang disebut-sebut oleh orang kebanyakan adalah "kumpul kebo". Tapi mereka toh tak risih dengan istilah status yang mereka jalani selama itu. Namanya juga cinta.

Seandainya saja bisa memilih...kepada siapa cinta itu akan kita berikan, dimana cinta itu harus berlabuh...tapi tak ada yang tahu, itu adalah rahasia hati. Awal aku kuliah di Bali, ada seorang kakak seniorku yang menarik perhatianku,...yang ternyata juga sama tertariknya pada diriku. Kami berteman begitu akrab sampai akhirnya kami memutuskan untuk menjalin kasih. Kadang kalau mengingat masa-masa itu, aku jadi malu dan geli sendiri. Aku seorang muslim sedangkan cowokku itu Hindu Bali (cowok satu-satunya pula dalam keluarga). Sangking cintanya, kami sudah sampai membicarakan masalah pernikahan (konyol ga sih, baru aja masuk kuliah). Apalagi masalah kami kalau bukan perbedaan agama. Aku memintanya untuk mengikuti ajaran agamaku agar kami bisa menikah, sementara si doi adalah cowok satu-satunya dalam keluarga, ayahnya sudah meninggal (kakeknya apalagi), dan dalam sistem kekeluargaan Bali, cowok adalah yang paling berharga, cowok adalah pemimpin peribadatan dalam keluarga. Jadilah si doi yang berharap aku bisa menyesuaikan diri dengan kebudayaan mereka. Aku bahkan sempat membicarakan hal ini dengan kedua orang-tuaku, dan 'merengek' untuk tetap menikah dengan si doi apapun yang terjadi. Yang lucunya...begitu menggebu-gebunya kami di awal hubungan dengannya...lama-kelamaan hubungan kami terasa membosankan...sampai akhirnya aku merasakan cinta itu sirna dan memutuskan hubunganku dengannya. Cinta itu memang misteri.

Ada lagi ceritaku setelahnya. Teman seangkatanku yang paling aku benci (setiap ketemu pasti aku caci, benciiii banget...karena si doi tak pernah tidak mengganggu hidupku, apalagi kondisinya adalah kami tinggal di satu kawasan indekosan. Bukan rahasia lagi kalau kami berdua adalah musuh bebuyutan. Tapi entah kenapa, dan aku tak tahu juga bagaimana awal terjadinya...mendadak kami merasakan hal yang berbeda jika berdekatan...yang lebih aneh lagi, akhirnya kami pacaran!!! Malu dong mengakuinya, hubungan itu kami awali dengan backstreet dari teman-teman kami, fiuh...setelah capek umpet-umpetan terus...akhirnya ketauan juga. Awal-awalnya juga senang-senang saja, pada akhirnya uda agak bosan (tapi masih butuh temen jalan)...sampai kemudian kami yang sama-sama sudah selesai kuliah pulang ke kampung halaman masing-masing. Akhirnya, terjadi lagi...kami putus. Bahkan bukan hanya putus, hubungan dari benci ke cinta tadi, kembali lagi menjadi benci. Sungguh misteri yang belum dapat terpecahkan...mudah datang dan pergi...

Makanya kadang aku tak habis pikir dengan acara 'take me out', 'take him out', cari-cari jodoh, dan semacamnya. Apa bisa hanya dalam pertemuan semalam sudah bisa tumbuh rasa cinta? Yang aku tahu sih cinta itu butuh proses.

Ada tambahan nih soal misteri cinta tadi. Seorang wanita anggun yang berkesan bangsawan seperti Halimah, ditinggalkan oleh Bambang Triatmodjo hanya untuk seorang wanita 'prengesan' seperti Mayangsari. Mau bilang karena pelet juga,...emang ada yang bisa membuktikan? Yang bisa kita simpulkan kan hanya yang terlihat selama ini saja (entah itu fakta maupun bukan). Yang terlihat, Bambang memilih Mayang daripada Halimah, dan terlihat sangat sayang terhadap Kiran, anak dari Mayangsari (terlepas dari pemikiran itu anak Bambang atau bukan). Walaupun pengadilan telah memutuskan Bambang dan Halimah tidak boleh bercerai, tapi apa ada yang bisa menahan perasaan Bambang terhadap Mayang? Itu merupakan salah satu misteri cinta juga. Tak ada yang bisa menjawab, karena cinta memang tak butuh alasan. Bahkan poligami bisa terjadi juga karena rasa cinta yang sangat dari si istri yang rela dipoligami oleh sang suami. Cinta juga tak kenal rasa malu, gengsi, dan sebagainya, apalagi bagi mereka penganut 'unconditional love'. Sungguh berupa misteri cinta itu.

Kamis, November 12, 2009

Mimpiku kelas 4SD

Sebelumnya, tak pernah terpikirkan olehku untuk menjadi seorang penulis. Aku menulis hanya karena aku tipikal wanita yang lebih mudah mengungkapkan perasaanku melalui pena dan secarik kertas. Tidak seperti kebanyakan wanita yang bisa dengan bebas bersikap, spontanitas yang tinggi, dan sebagainya, aku seorang yang sukar menentukan bagaimana harus bersikap.

Berawal ketika aku kelas 4 SD. Aku senang sekali mengoleksi buku diary. Berbeda dengan teman-temanku yang lain yang lebih senang dihadiahi berbagai macam mainan (atau mungkin juga karena papaku sudah memfasilitasi diriku dengan berbagai macam permainan anak di rumah, jadi aku tak begitu respek dengan hadiah mainan dari teman-temanku itu), aku lebih berbahagia jika isi kado pemberian dari teman-temanku berupa diary atau komik Jepang (serial Mary Chan/ballet ketika itu, mamiku yang selalu membelikannya). Saat itu aku bersahabat kental dengan Dewa yang kebetulan hobinya sama yaitu menyukai komik ballet Jepang dan buku kosong/diary buat corat-coret. Hanya saja, Dewa lebih condong mencoreti bukunya dengan gambar-gambar berbicara (komik), sedangkan aku berupa tulisan yang panjaaaang sekali alias karangan indah.

Cerpen pertamaku (pada waktu kelas 4 SD), berjudul "Sebatang kara". Aku bangga sekali dengan karyaku itu. Walaupun tulisannya masih jelek khas anak-anak banget (sampe sekarang masih jelek sih sebenernya, hihihihiiii), cara tuturnya juga masih kental SDnya,...tapi aku membiarkan orang tuaku dan para pegawai kantor mereka membacanya. Rasanya saat itu, aku tuh berharga banget karena bisa menciptakan sebuah cerita yang begitu dramatis. Entah kemana sekarang cerita itu, aku sudah lupa tempat menyimpannya.

Hingga sekarang aku masih menyukai menulis. Jika sedang susah hati, punya masalah di tempat kerja, masalah dengan keluarga, aku menuangkannya dalam bentuk tulisan,...walau hanya berupa update status di facebook, berupa note di fb juga, maupun di blog ini. Sayangnya dengan waktu senggangku yang sangat minim, aku tidak bisa terlalu mengeksplorasi bakatku ini. Berbeda ketika aku yang baru saja menyelesaikan kuliahku (tinggal nyelesaikan skripsi saja), waktu senggangku banyaaak banget. Berbagai tulisan mampir di komputerku (bahkan sekarang sudah bersemayam di komputerku, maklum...uda 5 taon berlalu, komputerku uda minta ganti perangkat), diantaranya adalah cerpen "Calon Mertua".

Cerpen "Calon Mertua" itu aku tulis bersetting antara Banjarmasin-Balikpapan. Bahasa yang digunakan sebagiannya adalah bahasa Banjar. Kejadian yang dikisahkan terinspirasi dari kondisiku saat itu. Kisah yang ringan saja sih sebenarnya, tapi yang bikin spesial adalah, cerita itu adalah ceritaku yang pertama yang dimuat di media massa, yaitu di majalah Kartika (edisi Juni 2007). Bukan hanya itu, yang bikin aku surprise lagi, cerita remaja yang aku buat, berjudul "Ketupat Merah Jambu" menjadi juara kedua lomba cerpen lebaran Tabloid Gaul (tahun 2007 juga tuh) dan dimuat pula di Tabloid GAUL. Senaaaaaangggg dehhh...bukan masalah duitnya, tapi karena cerpenku yang terpampang di majalah dengan namaku sebagai pengarangnya-lah yang lebih spesial.

Bulan April tahun 2008 adalah yang paling spesial dari semuanya. Karena iseng-iseng mengarang cerita bersambung, ber-setting Bali dan kebudayaannya, dengan judul "Ketika Dayu memilih Cinta", dan iseng mengirimkannya (ketika sudah selesai aku tulis) ke majalah Femina, yang katanya majalah wanita paling bergengsi di Indonesia ini,...tidak begitu optimis juga sih bakalan dimuat, mengingat Femina punya kelas tersendiri,...namun ternyata, kisah itu dimuat! Aku berhasil menjadi penulis cerita bersambung. Berturut-turut dalam 4 edisi ceritaku itu dimuat dan tertulis namaku di sana, dengan honor yang juga menurutku sangat banyak (Khususnya untuk penulis pemula sepertiku. Bukan hanya dimuat di majalahnya (dalam bentuk media massa), melainkan juga di websitenya...dan masih dimuat sampai sekarang, alasan itu pula yang membuatku sangat respek pada Femina. Bagi kalian yang belum sempat membaca karyaku, bisa kunjungi web-nya Femina: http://www.femina-online.com/cerber/cerber_detail.asp?id=637&views=5012

Setelah itu, aku belum pernah lagi mengirimkan tulisanku ke majalah, karena hasil tulisanku saat ini menurutku sangat standard sedangkan aku belum mood-ku ga begitu bagus sejak pekerjaanku menyita banyak sekali waktuku, mungkin karena rasa capek...aku agak malas untuk berpikir, jadinya keseharianku habis untuk bekerja dan browsing di internet aja, atau sedikit cuap-cuap ga penting melalui blog. Walaupun begitu, masih tersimpan hasratku untuk menerbitkan sebuah buku karyaku sendiri suatu saat. Entah itu novel atau hanya kumpulan cerpen karyaku. Jika suatu saat aku berhasil menerbitkan sebuah buku, aku kasih satu buat Femina deh, heheee...semoga aja suatu waktu aku bisa mewujudkan mimpiku itu, mimpi dan kebanggaanku sejak kelas 4 SD.

Rabu, November 11, 2009

Klarifikasi soal "Punk Rock Jalanan"

Sedikit klarifikasi atas cerita yang sempat aku tulis berjudul "Punk Rock Jalanan" sekitar satu setengah tahun yang lalu di blogku yang lain: http://annisa_pinguin.blog.friendster.com

Memang aku bukanlah artis (pasti kalian berpikir, "Sok ngartis, klarifikasi segala!"), bukan selebritis, maupun bukan Rani Juliani yang mendadak jadi selebritis karena kasus Antasari Azhar dan Nasrudin Zulkarnain,...("Siapa sih Annisa Tang itu?", pasti banyak yang tak tahu dan merasa tak penting untuk mengetahui. Begitu sudah mengetahui, sekiranya beginilah komentar mereka, "Ah, ternyata si pinguin itu, ga penting."),...dan aku juga tak ingin mendadak menjadi selebritis yang membuat heboh dunia maya, apalagi dunia media (ampuuun...), hanya karena kisah tak penting yang aku buat ini. Berikut aku sertakan secara utuh kisah itu, dan kisah ini memang ternyata banyak mengundang komen-komen positif (ada juga sih beberapa yang mencercanya), terutama dari kalangan anak punk itu sendiri.

“Punk Rock Jalanan”
(kisah ini Terinspirasi dari kisah nyata)


Tersebutlah seorang pemuda berusia 15 tahun. Namanya Tigor bersekolah kelas 3 SMP

Kartika Balikpapan. Lahir di keluarga baik-baik. Konon ceritanya keluarganya yang

tadinya kaya-raya mendadak jatuh miskin karena perusahaan sang ayah yang bergerak

di bidang kontraktor sipil gulung tikar. Di tengah hobinya bergabung dengan klub

BMX, Tigor tidak dapat memenuhi kebutuhannya untuk menyalurkan hobinya itu lebih

dalam…yaitu memakai barang-barang bermerk di tubuhnya, membeli ornamen-ornamen

untuk sepedanya, dan sebagainya. Belum lagi ejekan dari teman-teman satu klub yang

selalu diterimanya. Sementara di satu sisi, terdapat sebuah klub juga yang menamai

diri mereka ‘street guys‘. Dalam jiwanya yang labil, Tigor akhirnya membelot.

Anak-anak ‘street‘ jiwa kekeluargaannya lebih besar dibanding anak-anak BMX yang

berasal dari keluarga ‘berada’.


Tigor mulai merokok, bahkan untuk anak seusianya

yang masih tergolong belia, ia sudah mulai mengenal alkohol. Orang tuanya tak

henti-henti menasehatinya, tapi doktrin punk terlalu kuat…isinya antara lain

“Nazi fuck…polisi anjing…kita bukan budak, jangan mau disuruh-suruh…kami

anti kemapanan!!!”. Orang tuanya hanya bisa mengurut-urut dada saja ketika Tigor

membantah sewaktu disuruh membuang sampah rumah tangga mereka di tempat pembuangan

sampah yang tidak begitu jauh dari rumahnya. Hingga suatu waktu sang ayah marah

besar ketika Tigor membentak beliau hanya karna disuruh pergi ke warung makan.

Kemarahan sang ayah membuat Tigor begitu sakit hati karena Tigor belum pernah

melihat sang ayah semarah itu kepadanya. Tigor pergi dari rumah tanpa membawa baju

ganti satupun. Ia pergi bersama kumpulan barunya yaitu ‘street guys‘ ato lebih

kita kenal dengan nama anak punk yang sesungguhnya keberadaan mereka sangat

meresahkan masyarakat sekitar dan selalu membuat para polisi jengkel.


Di sinilah petualangan Tigor dimulai. Bersama kumpulan barunya ia ikut mengamen di

lampu merah, jika lapar dan tidak cukup uang ia mentegakan dirinya mengorek-ngorek

tempat sampah demi mengobati perutnya yang sangat kelaparan. Sementara ayah dan

ibunya menangis berhari-hari di rumah, berharap Tigor, anak laki-laki satu-satunya

mereka segera pulang ke rumah. Tigor memiliki seorang kakak perempuan yang

kemudian diasuh oleh tantenya setelah mereka jatuh miskin.


Akhirnya suatu saat ibunya mendapati anak lelakinya itu sedang mengorek sebuah tong sampah. Kulitnya

bertambah hitam, tubuh jangkungnya terlihat semakin kurus, rambutnya yang hitam

legam bagus berubah menjadi model mohawk yang tak beraturan dan berwarna merah

yang entah mungkin dari cat rambut murahan. Ibunya menangis melihat anaknya itu

dan memintanya pulang ke rumah. Tapi Tigor tetap membantah sampai akhirnya

temannya membujuknya untuk pulang…dan pulanglah ia.


Ayahnya mulai mengalah padanya. Motor satu-satunya yang tersisa di rumah itu khusus untuk Tigor pakai.

Tigor mulai mau sekolah lagi, tapi di akhir pekan, tak ada yang bisa menghalangi

langkahnya untuk pergi ke Samarinda, 2 setengah jam dari Balikpapan waktu

tempuhnya, bersama anak-anak punk. Namun ayah dan ibunya tak begitu khawatir

karena di Samarinda banyak tante-tante dan sepupunya.

Sampai akhirnya ia berkenalan dengan seorang gadis kelas 3 SMP di SMPN 2 Samarinda bernama

Liza. Kebetulan Liza adalah teman satu sekolah sepupunya. Tigor pulang ke

Balikpapan dengan hati berbunga-bunga. Bertambah rajinlah ia berkunjung ke

Samarinda karena gadis bernama Liza ini. Orang tuanya sungguh khawatir sesuatu

terjadi padanya sepanjang perjalanan lintas kota itu.


Akhirnya kelulusan tiba juga. Tigor masuk ke STM Swasta satu-satunya di Balikpapan, jurusan elektro.

Belum selesai cobaan yang harus Tigor dan keluarganya terima, berawal

dari kecurigaan kedua orang tuanya kalau si anak buta warna karena Tigor

sangat susah membedakan antara warna merah muda dan hijau, ditambah lagi dengan

sang ayah adalah seorang yang buta warna. Akhirnya keluarga membawanya ke

puskesmas, namun kata puskesmas hanyalah kurang latihan. Oleh karena itu kedua

orang tuanya tetap nekad memasukkan ke STM yang terdekat dari rumahnya.Namun

karena sudah dilatih berulang-ulang si Tigor belum juga bisa menghafal warna-warna

tersebut, dengan bantuan sang tante, kemudian Tigor kembali untuk melakukan pemeriksaan dan dibawa ke dokter

spesialis mata. Tigor dinyatakan buta warna parsial (60%). Bermaksud baik, sang ibu

membawa surat pernyataan dari dokter itu ke pihak sekolahnya agar anaknya

dipindahkan jurusan ke jurusan otomotif saja. Ternyata pihak sekolah malah

beranggapan bahwa anak buta warna sama sekali tidak bisa masuk di STM di jurusan apapun, jadi lebih

baik pindah ke sekolah umum saja. Padahal STM tersebut sebelumnya tidak melakukan

test buta warna terhadap calon-calon siswanya maupun meminta surat pernyataan

tidak buta warna terlebih dahulu dari para calon siswanya, seperti yang dilakukan

oleh STM negeri.


Di sekolah teman-teman memperlakukannya seperti orang yang

dikucilkan, sikap sang guru juga kurang baik kepadanya (karena Tigor memang bukan

siswa teladan di sekolahnya). Akhirnya Tigor membuat keputusan untuk berhenti

sekolah. Ia hanya mempunyai ijazah SMP dan tambah menjadi-jadi kehidupan malam

dijalaninya di usianya yang baru 16 tahun itu.


Suatu hari yang paling membuat orang tuanya shock adalah Tigor yang baru pulang dari Samarinda, membawa Liza

pacarnya ke rumah. Saat itu memang sang kakak sedang nginap juga di rumahnya.

Ketika ditanya oleh orang tuanya, katanya si Liza akan menginap semalam, mau

jalan-jalan dulu di Balikpapan, tidurnya bareng kakaknya saja. Ketika orang

tuanya menanyai Liza apakah sudah ijin kepada orang tuanya, Liza bilang sudah.

Walau masih sedikit curiga karena Liza masih menggunakan seragam pramuka, namun

orang tua Tigor cukup lega karena menurut Liza ia sudah meminta ijin sebelum ke

Balikpapan.


Sampai kemudian terjadi kehebohan besar. Tantenya Tigor telpon ke rumah

menanyai Tigor tentang keberadaan Liza karena orang tua Liza membuat ribut di

rumah tantenya tersebut. Ketika mengetahui Tigor membawa Liza ke Balikpapan,

tantenya langsung menyuruh mamanya Liza berbicara sendiri kepada ibunya Tigor. Ibu

meminta mamanya Liza untuk tidak terlalu khawatir, namun mamanya Liza tetap

bersikukuh meminta alamat Tigor di Balikpapan.


Di tengah tidur pulasnya, Liza, jam 4 subhu, orang tuanya menjemput menggunakan taxi argo. Mereka tampak sangat

khawatir karena Liza adalah anak semata-wayang mereka. Akhirnya Liza dilarang orang tuanya menemui Tigor lagi.

Tigor datang ke Samarinda sudah tidak disambut baik lagi oleh

keluarganya Liza. Orang tua Liza tidak suka Tigor bergaul dengan Liza karena Tigor

hanyalah seorang yang lulusan SMP, dan seorang punker. Liza berasal dari keluarga

kaya.


Tigor patah hati berat dengan Liza. Tigor mencoba untuk bunuh diri, namun teman-teman satu kumpulannya

mencegahnya. Kehidupan Tigor tambah lekat pada

kehidupan punk. Waktunya habis untuk mengamen dan berkumpul bersama anak-anak punk

di jalanan. Puskib adalah tempat berkumpulnya mereka. Lampu merah adalah tempat

mereka mengamen. Lagu andalan anak-anak punk berjudul “Punk Rock Jalanan”. Lagu itu selalu Tigor nyanyikan saat

mengamen, karena Tigor merasa bahwa lagu itu sangat sesuai untuknya, dia memang seorang “Punk Rock Jalanan”.


Sewaktu orang tuanya memohonnya melepaskan diri dari punk, Tigor berkata, “Bu,

mereka juga keluargaku. Sewaktu motorku kehabisan bensin di kilometer 20-an, di

tengah hutan sana, aku menghubungi seorangpun temanku tak ada yang bisa datang

menolongku, tapi ketika aku menelpon Dedy, salah seorang teman punk, semua anak

punk Balikpapan datang menghampiriku, jalan kaki mereka dari kota demi aku,

menemaniku mendorong motor sampai aku bisa mengisi bensin motorku. Aku menangis dalam hati

saat itu. Karena sebenarnya saat itu aku sudah ingin lepas dari mereka. Saat Liza meninggalkanku, punk tidak

pernah meninggalkanku.”


Orang tuanya terharu dan tidak sanggup berkata apapun lagi.

Punk memang meresahkan masyarakat, mungkin karena mereka

terkesan urakan, tapi sikap kekeluargaan mereka terhadap sesamanya patut diacungi

jempol. Begitulah kisah Tigor, Punk Rock Jalanan.


Catatan: It’s not a true story, just inspiration from a true story


Aku memang telah menyelipkan catatan di akhir kisah itu, yang menyatakan kalau ini bukan kisah nyata! Tokoh dan setting tempat hanyalah fiktif belaka, jangan dipikir beneran lowh! Hanya memang ada tertulis bahwa kisah itu terinspirasi dari kisah nyata,...maksudnya adalah, heheee...(sedikit usil nih), karena lagu yang entah dikarang oleh siapa berjudul "Punk Rock Jalanan"-lah yang membuatku menulis kisah ini, aku juga mendapatkan lagu itu dari rekan, dengan nama penyanyinya adalah Ucil (Aku juga menampilkan Mp3 Punk Rock Jalanan dan liriknya (namun tidak utuh, baru kuketahui belakangan ini kalau lagu itu ada sambungannya) pada blogku yang di friendster itu. Kenapa aku tulis terinspirasi dari kisah nyata, karena ada kisah sekitarku yang mirip-mirip seperti itu (hanya berdasarkan sistem 'dengar-dengar' semata.

Jadi aku mohon maaf sebelumnya jika ada pihak-pihak yang merasa dirugikan oleh ditulisnya kisah ini. Dan aku tegaskan sekali lagi, nama tokoh, lokasi dan setting (tempat, nama sekolah, dsb), hanyalah karangan belaka. Kenapa SMP Kartika yang saat itu ada dalam pikiranku, karena kebetulan ada adik sepupuku yang bersekolah di SMP tersebut.
Aku juga mohon maaf seutuhnya jika ada yang benar-benar menyakini kebenaran dari kisah ini.

Kalian semua pasti bertanya, kenapa aku begitu mempermasalahkan cerita karyaku yang hampir aku sendiri lupakan (karena blogku itu sendiri sudah ga pernah aku update, oleh karenanya aku baru-baru membuat blog lagi di blogger ini). Aku hanya tak ingin kisah ini menimbulkan kehebohan dan kecemasan yang berlebihan di kedepannya, seperti 'kedatangan Miyabi' di Indonesia baru-baru ini yang justru semakin meningkatkan kepopulerannya.

Karena aku agak kaget saja ketika baru-baru ini adik sepupuku yang kebetulan browsing di sebuah situs mengenai 'sejarah SMP Kartika', menemukan cerita ini (cerita yang nyaris aku lupakan), dan ketika ia menceritakannya padaku, terkaget-kagetlah aku karena ternyata cerita itu adalah cerita yang pernah aku tulis dan publish di blog. Apalagi dia publish kembali kisah itu melalui facebook dan tag aku ke dalam cerita itu. Yang lebih bikin aku kaget, ketika adikku itu berkata, "Tapi itu kayaknya bukan dari blog kakak kok, masa iya kakak?"

Sangking penasarannya, aku coba browsing di internet dengan kata kunci 'Sejarah SMP Kartika Balikpapan' (seperti sebelumnya adikku browsing), dan benar saja, aku menemukan kisah itu dimuat dari berbagai blog,...bukan hanya satu blog yang memuatnya, terdapat beberapa blog yang memuatnya juga. Sekarang aku hanya bisa berharap agar semua orang segera melupakan kisah yang tak penting itu sebelum menjadikannya beban dalam hidupku.