Jumat, Januari 08, 2010

Perihnya masa lalu

Berbicara soal hati, tak ada yang bisa menebak. Setelah lama tidak berhubungan dengan seorang kawan, kami bertemu kembali di sebuah chat room. Kawan ini bukanlah teman sekolah, kuliah, apalagi teman main. Hanya saja mantan calon ipar. Begini ceritanya, ia adalah mantan pacar kakaknya mantan cowokku. Tuu kan, belibet ngejelasinnya. Ia berasal dari Yogya dan sempat berlibur sekitar seminggu di kosku di Nusadua-Bali.

Singkat cerita, kakak mantan cowokku itu menikah dengan wanita lain, dengan kata lain kawanku itu (sebut saja namanya 'U') mengalami patah hati berat. Sesudahnya, hampir tiap hari kami perang SMS, dikeluarkannya semua rasa kesal, unek-unek dan kebencian dalam curhatannya. Walau tak lama berselang aku juga memutuskan meninggalkan cowokku itu. Ternyata kakak-beradik sama aja. Heheee, peace Bro!

Setelah tak bersua begitu lamanya, kami saling menanya kabar dan kemudian terlibat sedikit pembicaraan seputar masa lalu:
U: Dsr bndar togel!
Aku: Hahaaa...(+icon smile)
U: Mmng iya.
U: Untung ga jd sma aq.
Aku: Knp?
U: Ya dia itu crt krjaan dia itu ap.
Aku: Oo...dsna?
U: Iy.
Aku: Tp hub ma dia msh baik aj kan?
U: Ud ga minat lg, bodo amt!
Aku: Ga, tp msh brtmn kan?
U: Mgkn.
Aku: Hehe, koq mgkn?
U: Tmn yg sngt biasa.
U: Mending ga usa bertmn deh.
U: Ga pntg!
U: Ga perlu diingt lg!
Aku: Iy, ud lupain aj kejelekanny itu.
Aku: Yg pntg km hepi2 aj kan?
U: Skrg aq hepi.
U: Aq pngn hps ingtanQ ttg mrk semua.

Setelah membaca sekilas percakapan kami, teman-teman semua pasti dapat menyimpulkan apa yang sebenarnya telah terjadi. Tapi apapun itu, bagaimanapun itu, aku selalu berharap segala sesuatunya demi kebahagiaannya.

__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around
http://mail.yahoo.com

Sinetron...oh Sinetron Indonesia...

Jengah dengan sinetron Indonesia tapi mau saja dibodohin? Bisa dibilang aku termasuk salah satunya. Bukan mengaku sebagai yang bodoh, bukan pula tak mengetahui bahwa ceritanya hanyalah fiktif belaka, melainkan karena kekurangan hiburan pada jam-jam istirahat malam setelah lelah seharian beraktifitas di kantor.

Diawali dari iseng-iseng setel TV, kemudian ketelanjuran menonton sinetron tersebut, sampai tak bisa ketinggalan untuk 'memelototi'nya setiap hari. Mungkin itu yang sedang dialami oleh papaku. Tidak begitu mengherankan kalau papa adalah orang pribumi, tapi papa adalah asli orang Tiong Hoa. Sementara aku dan mami masih asyik menonton the Great Queen Seon Deok, cerita dinasti Shilla kerajaan Korea, di Indosiar dari senja dan memang durasinya terlampau panjang, papa memilih menonton sinetron 'Bintang dan Kejora' sendirian di dalam kamar. Berbeda denganku yang lebih memilih drama Korea atau Taiwan jika sedang tayang, dibandingkan capek hati melihat sinetron Indonesia.

Bukan karena tidak cinta pada produk dalam negeri, melainkan karena menurut saya sinetron itu sendiri terlalu mengada-ada dengan ide cerita yang itu-itu saya. Yang taat beribadah, santun, dan baik hatinya, justru selalu selalu menjadi yang teraniyaya. Setelah berhasil kabur dari para orang jahat, kemudian pergi beribadah, dan ketika keluar dari tempat ibadah malah ketabrak mobil, kemudian ditolong oleh orang baik dan dibawa ke rumahnya, eh ternyata rumahnya juga tempat tinggal si orang jahat, singkat cerita si 'bidadari' masuk ke perangkap si jahat lagi. Atau si tokoh baik jatuh miskin karena warisannya direbut sama si jahat, kemudian terseok-seok di jalanan demi sesuap nasi, sampai akhirnya dapat pekerjaan dan punya sedikit uang, pulang dari kerjaan sangking kesenangannya, uang diewer-ewer sepanjang jalan, ketemu dengan orang jahat, dirampok lagi dan menderita lagi. Yang baik bisa baik sekali seperti bidadari bahkan menjurus ke naif, sementara yang jahat bisa jahat sekali seperti setan sampai tega membunuh atau menjadi otak dari pembunuhan berencana, seakan-akan tidak adalagi hukum yang perlu ditakuti. Cerita mengenai anak angkat dan anak tiri juga sedang marak mewarnai persinetronan kita, kemudian setelah mau ketemu malah hilang ingatan. Atau ada juga cerita yang memang bagus pada awalnya, lama-lama ditinggalkan penontonnya karena kepanjangan dan ga tamat-tamat, lanjut ke session 2, 3, 4, 5, dan seterusnya, sengsaraaa terus.

Walau sambil mengomel jika menontonnya, tapi papa sama sekali tidak bisa ketinggalan menontonnya, dengan alasan masih seru. Hanya satu yang sudah mulai papa tinggalkan yaitu 'Cinta dan Anugerah'. Sudah bosan katanya, masa 1 orang bisa jadi 3 orang di situ. Kalau aku, karena belum ada hiburan lain, maka aku terpaksa turut serta dengan papa mengomel di depan TV.

Sekedar usulan dan gambaran dalam membuat drama seri, aku mengambil contoh sebuah drama seri Taiwan berjudul 'Silence'. Ceritanya tidak ringan, namun jalan ceritanya tidak perlu ada tokoh 'bidadari' dan 'setan' walau tetap ada konflik, semuanya manusiawi saja. Kisah gadis bisu yang bertemu dengan seorang pemuda di rumah sakit saat usia mereka masih tiga belas tahun, dan janji untuk bertemu lagi pada natal tahun 2006 yang mana itu sudah 13 tahun kemudian. Pada saat itu si gadis bisu yang yatim piatu tumbuh dan besar bersama orang tua asuh dan kakak lelaki asuhnya, sementara yang pemuda menjadi seorang yang arogan karena didikan sang ayah dan sudah memiliki seorang tunangan. Air mata terus mengalir sepanjang film itu padahal pemerannya tidak perlu nangis teriak-teriak, malah tokohnya digambarkan sosok yang ceria. Hanya dari kata-kata yang indah, yang bisa membuat kami terharu. Ketika tunangan Qin Wei Yi (nama pemuda itu) yang bernama Siao Quang bertanya kepada Huang Zhi Yi/Yellow yang sangat tergila-gila padanya, "Apa yang akan kamu lakukan untukku jika usaku tinggal tiga bulan?" (dalam bahasa Mandarin tentunya, ketika ia masih tidak rela melepaskan Qin Wei Yi untuk kembali pada Shiao Shen-Shen si gadis bisu walau hidup Qin Wei Yi sisa tiga bulan karena mengidap kanker usus stadium akhir). Yang membuat tercengang adalah jawaban dari Huang Zhi Yi setelah berpikir sejenak, katanya sambil tersenyum, "Aku akan membantumu mengejar Qin Wei Yi". Siao Quang balas tersenyum karena ia sudah tau apa yang harus dia lakukan setelah mendengar jawaban itu. Lagi-lagi air mataku mengalir melihat adegan itu, tanpa kontak fisik, tanpa banyak bicara, tanpa menangis teriak-teriak, sudah bisa membawa penonton hanyut.

Seperti halnya juga Full House, drama Korea yang kocak, cerita ringan yang bisa membuat penonton tertawa terbahak-bahak. Tak begitu banyak air mata juga di dalamnya.

Justru melihat para pemeran yang nangis teriak-teriak tidak bisa juga kami ikut hanyut ke dalamnya, paling buruk lagi ikut menangis. Malah kalau ada adegan menangis teriak-teriak bak orang gila seperti itu, cenderung kami 'mute' (hilangkan suaranya) atau mengganti ke saluran TV lain terlebih dahulu. Baik itu Cinta Fitri, Bintang dan Kejora, Safa dan Marwah, Cinta dan Anugerah, Manohara, Doa dan Karunia (lagi tren rupanya nama tokoh dijadikan judul, mungkin daripada susah-susah mikir),...semuanya sama saja. Padahal walaupun drama harian, kan bisa dibuat lebih berkualitas, jangan dianggap enteng.

Belum ada sinetron Indonesia yang bisa membuatku benar-benar terkesan sampai hari ini seperti sangat terkesannya aku dengan drama Taiwan berjudul 'Silence' tadi, bahkan sinetron 'Aura Kasih' yang sudah diiklankan lama belum tayang-tayang, mungkin karena kurang menarik penonton ya? Tapi aku berharap akan ada sinetron Indonesia yang mampu membuat para penonton terkesan dan kemudian tidak dipanjang-panjangin kayak ga punya ide lain lagi. Setelah tamat ya buat cerita baru lagi yang berbeda dengan yang sebelumnya. Atau mau aku yang menjadi penulis skenarionya? Kalau ada tawaran boleh juga tuh. ^_^

__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around
http://mail.yahoo.com