Minggu, Februari 10, 2013

Biduk-biduk in Love

Kesan pertama saya ketika tiba di Biduk-biduk adalah sangat tenteram dan damai, ditemani dengan desiran ombak di Pantai, suara anak-anak kecil yang ramai bersenda gurau di pinggir Pantai, serta seorang bocah perempuan yang bahagia bernama Nella Aulia Febriana alias Nuy.

Ia adalah bocah kelas 6 SD yang selalu tersenyum. Ia anak bungsu dari tante Meril (suami saya) yaitu tante Niar. Kedatangan kami ke Biduk-biduk pun sebenarnya dalam keadaan duka karena pada hari itu, nenek kandung Meril meninggal dunia. Namun keindahan suasana pesisir membuat kami larut di dalamnya, kami seperti datang untuk berlibur.

Nuy adalah gadis yang ramah dan penurut. Ia yang ikut merawat nenek tercinta sampai nenek menghembuskan nafasnya yang terakhir. Betapa saya sangat terkesan dan sayang terhadap bocah ini, dan kedatangan kami seakan membuat dirinya bisa melupakan duka yang baru saja menimpanya.

Awal pertemuan kami, Nuy hanya menatap kami dari kejauhan bersama ponakan-ponakannya sambil tersenyum, kemudian kami menjadi sangat akrab ketika laut pasang dan kami (saya dan Meril) nekad menceburkan diri ke laut, Nuy bersama Aldy (sepupunya dan Meril juga) ikut gabung bersama kami. Di situ kami mulai akrab. Nuy dan Aldy selalu ikut kemana kami pergi.

Betapa suasana pesisir ini memberi kesan tersendiri dalam hidup saya. Sebuah tempat terpencil yang minim hiburan bisa menciptakan bocah-bocah bahagia yang juga bisa membahagiakan orang lain seperti para sepupu kecil baru saya ini. Mereka yang sangat bahagia, membuat saya dan suami ikut larut dalam kebahagiaan itu dan sejenak melupakan segala permasalahan dalam hidup saya.