Minggu, Januari 31, 2010

Saat begitu mengidolakan seseorang

Mengidolakan artis biasa ditunjukan seseorang dengan mengumpulkan pernak-pernik yang menggambarkan sosok sang idola banget, maupun berupa poster-poster si idola yang dipublish oleh tabloid-tabloid dan majalah-majalah, seperti yang dahulu (semasa remaja) aku lakukan sewaktu ngefans dengan Westlife, Prince William, Nicholas Saputra, maupun F4 Taiwan.

Berbeda dengan aku saat ini. Entah sejak kapan aku mengidolakan sosok Dude Harlino. Doi yang santun dan tidak cengengesan di infotainment yang justru menarik hatiku. Tapi aku sama sekali tidak memiliki koleksi posternya (atau mungkin karena doi jarang difoto untuk poster), tidak juga membuat koleksi gambar-gambarnya dari berbagai majalah menjadi sebuah buku, selain iseng menciptakan sebuah kuis di facebook mengenai seberapa fans-kah dengan Dude Harlino.

Wajah Dude yang biasa-biasa saja (bahkan tak ada darah 'indo' dalam dirinya, justru terlihat sangat berkarisma di mataku. Image sebagai bintang sinetron yang santun dan tidak neko-neko melekat dalam dirinya, sehingga ada perasaan janggal saja di hatiku melihat Dude akhir-akhir ini mulai membintangi iklan, pegadaian dan xtra joss, mengingat selama ini wajah Dude tak pernah kita jumpai di iklan manapun.

Akhir-akhir ini berita mengenai kedekatan Dude dan Naysila semakin menjadi-jadi karena isyu kembalinya Naysila menjadi seorang muslimah (muslimah-murtad-mualaf). Sampai ditepisnya berita itu oleh Naysila sendiri dengan memperkenalkan kekasih hatinya yang bernama Jenda ke publik dan pamer kemesraan. Bersamaan dengan itu, mendadak Dude kepergok sedang hang out berdua on the weekend bersama artis 'indo' belia kelahiran tahun 1992, Deasy Bouman,di sebuah mall.

Ada rasa ga enak di hati mengingat Dude yang selama ini belum membuka hati pada wanita manapun setelah putus dengan kekasihnya yang seorang biasa, muslimah berjilbab, Citra namanya, sekitar 10 tahun yang lalu, mendadak luluh dengan kehadiran Deasy Bouman. Bahkan Naysila sekalipun yang sudah lama di sisi Dude, menjadi lawan main yang setia, tidak mampu meluluhkan hati Dude Harlino.

Bukan rasa kecewa, bukan pula tidak mengidolakannya lagi, tapi justru rasa cemburu. Oh my gosh, aku cemburu! Padahal kalau diingat-ingat lagi, seberapapun idolanya aku pada superstar, tidak membuat hatiku gelisah melihat gosip-gosip kedekatannya dengan para artis cantik yang berseliweran di televisi. Tapi, kenapa lain halnya dengan Dude Harlino?

Pernah seorang kawanku berkomentar ketika mengetahui bahwa aku mengidolakan Dude Harlino, "Kalau begitu nanti aku kenalkan kamu dengan temanku yang mirip banget dengan Dude.". Aku hanya tersenyum. Karena sesungguhnya aku bukan mengidolakan karena sosok itu adalah Dude Harlino, melainkan karena ia memang Dude Harlino.

__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around
http://mail.yahoo.com