Sabtu, Agustus 06, 2011

Menemukan jawaban takdir dan berharap tetap 'MANIS'

Bertemu dengan setiap orang tanpa direncanakan terlebih dahulu bagi saya adalah suatu takdir. Bertemu, kemudian berkenalan dan menjalin suatu hubungan, hubungan kekeluargaan, persahabatan bahkan percintaan. Ketika saya dilahirkan di muka bumi ini, itulah takdir saya menjadi bagian dari anggota keluarga saya saat ini, menjadi seorang anak, seorang kakak, seorang adik, seorang ponakkan, seorang cucu, dan lainnya. Kemudian ketika saya bertemu dengan pria, kakak kelas di kampus yang berbeda jurusan dengan saya, kemudian menjalin hubungan kasih, bagi saya itu juga merupakan sebuah takdir. Walau akhirnya hubungan itu harus berakhir dengan adanya 'perbedaan' yang bersifat prinsip di antara kami, saya tak akan pernah menyesali takdir yang sudah terjadi.

Takdir pula yang mempertemukan saya dengan kekasih saya yang berikutnya, berawal dari pertemuan awal mengenal kampus, satu indekos, kemudian menjadi teman, bahkan menjadi musuh karena sesuatu hal, kemudian menjadi sepasang kekasih yang akhirnya dipisahkan oleh jarak. Takdir pula yang membuat nomor XL saya (0819) dengan nomor belakang 5566 hangus terbakar, sedangkan pasangannya (5544) yang dipegang oleh kekasih saya itu masih bertahan hingga saat ini. Nomor yang lainnya yang juga kembar dengannya adalah nomor As (0852), dengan nomor belakang 555 dan 888. Nomor As yang 555 masih bertahan hingga saat ini, saya bahkan menggunakannya di BB saya, sedangkan beberapa bulan yang lalu saya mendapat kabar dari kekasih saya itu (mantan pacar saya), nomor 888 yang ia pegang sudah hangus terbakar. Takdir yang berbicara, takdir yang memutuskan bahwa tak akan ada alasan lagi kepada kami untuk saling mengenang satu sama lain.

Takdir banyak berbicara dalam kehidupan saya, sesungguhnya sih dalam kehidupan setiap orang, namun karena saya seorang yang sangat sensitif, maka saya merasa bahwa 'takdir' sangat berarti bagi saya. Takdir membuat orang silih berganti datang dalam kehidupan saya. Seorang pemuda yang mungkin diimpikan setiap wanita; kaya, cukup tampan, berpendidikan tinggi, anak dari orang terkenal, ... memutuskan untuk berkenalan dengan saya dan menginginkan suatu hubungan spesial. Seorang kawan masa kecil yang terpisah belasan tahun, dipertemukan kembali di social web, kemudian menjadi dekat dan salah seorang dari mereka merasakan perasaan yang berbeda, bukan lagi persahabatan melainkan percintaan, bagi saya semua itu adalah takdir.

Takdir berikutnya juga sedang berbicara pada saya. Seorang pria yang baru sekitar tiga bulan dekat dengan saya juga, berawal dari munculnya BB contact yang tdk saya kenal di BB saya, kemudian saling BBM-an, jalan bareng, dan saling bercerita tentang segala hal pada saya. Sesuatu yang mengejutkan, istrinya teman kecil saya adalah teman kecilnya juga. Beberapa teman kecil saya adalah kawan-kawannya ketika ia beranjak dewasa. Dan yang terakhir adalah nomor As yang ia gunakan bernomor belakang 666, dan nomor As saya adalah 555 !!!!

Kalau dulu saya dan kekasih saya memang berjanji untuk menggunakan nomor yang kembar, dengan alasan supaya berpasangan seumur hidup. Tapi dengan pria yang di mata saya saat ini sangat spesial itu, tak pernah ada perjanjian sebelumnya di antara kami untuk menggunakan nomor yang berpasangan. Lagi-lagi takdir ! Dan saya sangat menyukai hal ini.

Sekali lagi saya ingin sekali mendengar jawaban takdir. Baru saja saya BBM mantan saya itu dengan hati berdebar untuk menanyakan mengenai nomor XL-nya itu. Apakah masih aktif ataukah sudah almarhum seperti nomor XL saya. Dan, sekali lagi saya mendengar jawaban takdir !


Nomor XLnya sudah hangus, dalam artian nomor XL 'pasangan' ala kami sudah tidak ada, dan nomor As saya menemukan pasangan baru. Saya sangat menyukai kebetulan ini. Thanks God atas takdir yang begitu manisnya. (Buat yang baru mampir di blog saya ini, harap jangan merasa 'lebay' ketika membaca tulisan saya kali ini, seorang penulis pasti menyukai hal-hal yang berbau seni, apalagi seni dalam berkata-kata yang bagi sebagian orang adalah hal yang 'lebay'. Heheheee.)

Seandainya saja perjalanan jodoh saya bisa semanis takdir yang sudah sangat dalam saya rasakan. Jodoh dimana kedua orang yang dipertemukan oleh takdir, kemudian saling jatuh cinta, berakhir di pelaminan dan memiliki anak-anak yang lucu. Saya sudah banyak sekali menemukan jawaban takdir, tapi untuk takdir akan jodoh saya, saya masih terus berharap, berharap menjadi seperti yang saya mau (#^___^#). Karena saya sangat menyukai takdir yang sedang terjadi pada saya saat ini, saya sangat menginginkan takdir kali ini juga akan memberi jawaban akan 'jodoh' saya. Let's sing a song, "Tetap kumau, kau sebagai...kaaasihkuuu...", Melly Goeslow mode on.