Jumat, Agustus 26, 2011

(GoVlog-Ramadan) Musafir dan Sate Kerang

Teringat suatu masa di bulan ramadhan. Aku dan Arif, pacarku ketika itu, bersama-sama pulang dengan naik mobil travel sampai ke Surabaya, kemudian baru berangkat ke kota asal kami dengan penerbangan masing-masing. Sesampainya kami di bandara Juanda, ternyata kami tiba terlalu dini, memang sebenarnya kami memilih jadual yang agak siang untuk menghindari ketinggalan pesawat. Selisih jam keberangkatan kami selisih beberapa menit saja, dia ke Banjarmasin dan aku ke Balikpapan. Karena masih terlalu lama, akhirnya kami memutuskan untuk pergi jalan-jalan ke mall, mana bulan puasa lagi, sungguh godaan ketika itu sangat banyak. Mabuk sepanjang perjalanan, rasa gerah di tubuh, dan menunggu itu adalah saat yang paling membosankan.

Arif membawaku ke Tunjungan Plaza, dan tetap dengan menjinjing koperku yang cukup berat. Ketika akan memasuki mall, terpaksa aku harus rela membuka koperku untuk diperiksa oleh security demi keamanan mall, kali aja ketika itu aku membawa bom yang bisa memakan banyak korban seperti yang sempat terjadi di Bali. Masuk mall adem, yang pertama kali kami lakukan adalah mencari tempat penitipan barang agar bisa jalan dengan lebih leluasa.

Sudah tau lagi puasa, kami malah masuk ke dalam sebuah supermarket, niat hati menguji iman, aku sudah lupa supermarket apa di Tunjungan Plaza itu, kejadian ini sudah sekitar 6 tahun yang lalu. Sibuk cuci mata kesana-kemari, kami malah melintas di deretan makanan siap saji dimana kami melihat berjejernya sate kerang di sana. Mata kami langsung tertuju pada sate kerang dan tertegun di depannya. Kemudian aku dan doi sama-sama melirik licik, maklum ... kami sama-sama penyuka seafood. Yang terjadi kemudian adalah, doi bertanya padaku sambil tersenyum nakal, "Gimana?". Aku masih bimbang dan hanya diam, sampai akhirnya doi memutuskan, "Sudahlah, kan musafir.". Jadilah kami keluar dari supermarket itu dengan membawa beberapa tusuk sate kerang dan memakannya sepanjang perjalanan. Astaghfirullah ... #^___^#

Catatan: Bukan maksud mengingat kebersamaanku dengan si doi, tapi beberapa hal menarik, kegokilan kami ketika itu, kebersamaan kami sebagai anak rantau, alangkah sayangnya jika tidak diabadikan dalam bentuk tulisan. Dan moment ramadhanku di kampung halaman kali ini, mengingatkan pada masa-masa itu.



Rabu, Agustus 24, 2011

Mencintai itu ikhlas

Aku ingat pertama kali ketika kita berkenalan. Aku mengantarkan berkas ke meja salah seorang manajer, dan saat itu, hanya ada kamu satu-satunya yang berada di sekitar ruangannya. "Tolong sampaikan ya ke ibu kalau aku  ada menaruh surat yang perlu ditanda-tangani.". "Oke.", katamu ketika itu. Kemudian ketika aku sudah berbalik badan, kamu memanggilku lagi, "Dari siapa ya?". "Annisa.", kataku sambil tersenyum.

Kemudian ketika aku melintas di hadapanmu, kamu selalu menggoda dengan, "Ehm..." yang diiringi dengan godaan kawan-kawanmu yang lain. Walau hanya sekedar candaan, tapi aku selalu menanggapinya dengan spesial jika yang melakukannya adalah kamu. Kemudian aku mencari tahu tentang dirimu yang kemudian kusadari bahwa dirimu sudah memiliki seorang kekasih, melalui akun facebook-mu.

Seorang pria yang kebetulan tinggal di dekat rumahku, memintaku untuk menjadi istrinya melalui seorang yang dipercaya, seorang ustadzah, yang kemudian beliau menyampaikannya kepada orang tuaku. Mamiku memintanya untuk masuk dalam kehidupanku sendiri dan memberi akun facebook-ku kepadanya melalui sang ustadzah. Kemunculannya di sebuah message di facebook membuatku sedikit heran, karena aku belum pernah berkenalan dengannya sebelumnya. Akhirnya kami menjadi sedikit akrab, dan bertukar nomor ponsel. Beberapa hari kemudian, aku baru mengetahui maksud dan tujuannya melalui mami. Aku menanggapinya dengan cukup baik, toh aku juga sedang tidak memiliki seorang kekasih.

Pertama kali bertemu, aku cukup tertarik padanya. Dia tidak tampan, kulitnya hitam, hanya beberapa senti lebih tinggi dariku, ... yang sebenarnya dari semuanya dia bukan tipeku ... tapi dia seorang yang beragama, itu kesan pertama yang membuatku menyukainya, membuat senyumnya dengan deretan giginya yang putih dan rapi itu terlihat sangat manis.

Suatu saat seorang pria muncul dan memintaku menjadi temannya di BBM. Merasa tak mengenalnya, aku menyapanya. Dia membalasnya, orangnya cukup kocak, kami berbalas-balasan candaan yang tidak 'garing' menurutku, hingga kemudian kuketahui kalau ia adalah pria di kantorku. Ternyata ia seorang yang sopan dan sangat menghormati wanita.

Saat aku pergi ke Tenggarong, ada dua pria yang rajin berhubungan denganku melalui BBM. Pria tetanggaku itu dan teman kantorku. Sepulangnya dari Tenggarong, aku berencana pergi berdua dengan pria tetangga rumahku, kami pergi menonton di XXI. Sementara teman kantorku mengajak nonton juga, aku sudah telanjur berjanji dengan pria pertama.

Berdua dengan si doi membuatku lebih mengenalnya. Ia bukan tipe pria yang aku inginkan. Yang aku inginkan adalah pria yang membuatku merasa nyaman dan dilindungi, namun semua itu tak ada pada dirinya. Sebagai wanita, aku merasa 'remeh' di hadapnya. Syukurlah teman kantorku belum kapok mengajakku nonton, selang sehari, aku pergi nonton berdua dengan pria kedua. Sangat berbeda, kesan yang aku dapat, aku merasa nyaman, walau aku tidak bisa sepenuhnya menunjukkan perasaanku padanya, sungguh rasa suka yang ada di hatiku ini bukanlah 'permainan' belaka. Aku sangat menyukainya.

Dari kawannya yang lain aku mengetahui bahwa ia baru saja putus dari kekasihnya. Aku sempat berpikir, apakah aku adalah pelariannya saja ? Belum lagi bibirku mengeluarkan kata-kata, hatiku sudah menjawab, "Kalaupun pelarian, so what ? Bukannya cinta tak harus memiliki ?"

Hampir tidak pernah aku menghubungi pria tetanggaku lagi. Jika pun doi menghubungiku, aku selalu menjawabnya seperlunya. Yang aku lakukan adalah terus menunggu, menunggu datangnya cinta yang tulus, yang mensyukuri segala kelebihanku dan menerima segala kekuranganku, dari pria yang juga aku cintai.

Masih sering aku melirik ke dalam akun facebook-nya, masih terpampang fotonya dengan wanita di masa lalunya itu, putih dan cantik. Aku bisa memiliki harapan akannya, dia juga sah-sah saja memiliki harapan akan mendapatkan kembali cinta dari wanita masa lalunya itu. Walaupun pria yang aku cintai tidak mencintaiku dan hanya menganggapku sebagai 'pelarian' sementara, aku tak akan pernah menyesal, karena yang aku tahu hanyalah aku mencintainya, dan mencintai itu berarti ikhlas dengan segala sesuatunya. Aku ikhlas mencintainya, dan ikhlas berarti 'bebas tuntutan'. Hanya saja aku tetap memiliki satu harapan, berharap suatu saat kamu akan menyadari kehadiranku, dan mengetahui bahwa aku benar-benar mencintaimu.

Senin, Agustus 22, 2011

Pertemuan kembali setelah sekian lama

Buka Puasa Bersama teman-teman SMU sudah direncanakan sejak berabad-abad yang lalu (lebay) ... tapi baru terealisasikan untuk pertama kalinya pada hari minggu 14 Agustus 2011, karena sibuk mencari 'bandar' dari acara buka puasa bersama, sampai salah satu dari kami murka dan merubahnya menjadi akhir yang cukup baik. Berawal dari BBM group SMURADHA 2002, dari pembicaraan yang tidak penting sampai akhirnya tercetus ide untuk kumpul-kumpul kembali, silaturahmi.

Dari banyaknya teman seangkatan yang kami hubungin, yang terkumpul hanya aku, Aries, Rachmad, Fathur dan Novi (kebetulan mereka suami-istri), Nurdin, kemudian Mayel beserta istri dan anaknya. Hanya 9 orang kami berkumpul di Solaria Sky Bridge, dengan biaya sekitar Rp.50.000,-/orang kami berkumpul dan menikmati buka puasa bersama. Saya berencana memesan nasi fillet ikan asam manis, tapi berhubung menu ikan pada hari itu sedang kosong, akhirnya saya memesan cheesy chicken steak plus french fries. Berikut bisa disaksikan kebahagiaan kami ketika itu.




Sekeluarnya dari Solaria, kami bertemu dengan Riswan yang kebetulan sedang jaga stan Mazda, dan kebetulan lokasi stannya berada tepat di depan Sport Station dimana ada seorang alumni Patra Dharma angkatan kami juga di sana yaitu Rano Jeber. Sedang asyik berkumpul bersama Riswan dan Rano, melintas pula Reno Setyanto seorang teman kami juga di escalator menuju lantai 1. Bertambah ramailah acara kumpul-kumpul kami ketika itu.

Kemudian kembali kami rencanakan acara kumpul-kumpul selanjutnya, dimana kawan kami yang tinggalnya di dalem utan bisa ikutan ngumpul (monyet donk ... xixixiii ... pizzz) karena uda masuk kota. Nah, ditentukanlah hari Sabtu tanggal 21 Agustus 2011 bertempat di Jimbaran Cafe Kemala Beach. Kebetulan aku dan Betty seorang kawan yang menjadi guru di Penajam sudah janjian terlebih dahulu bertemu di BC. Kemudian kami sampai di Kemala Beach sekitar jam lima lewat sedikit, belum ada tanda-tanda kehidupan anak Patra di sana. Menikmati angin sepoi-sepoi di pinggir pantai, kemudian kami memutuskan untuk masuk saja ke deretan cafe-cafe di sana, menuju cafe yang paling pojok, yaitu Jimbaran de Cafe. Pertama numpang ke toilet dulu, kemudian menanyakan bookingan tempat anak-anak Patra. Tak lama kemudian Rachmad mengabari kalau sudah tiba di Kemala. Dan berkumpullah kami bertiga bergaya narsis fotoan.



Tak lama kemudian, Aries dan Hazmy dateng ... kebetulan mereka adalah pasangan baru ... bukan baru menikah sih, melainkan baru 'jadian' ! Heheheee. Akhirnya BB beralih ke tangan Hazmy, dan inilah hasil jepretannya.


Kemudian datang pasangan yang tak terduga juga. Berpikir bertemu dengan seseorang yang aku kenal, aku berteriak memanggilnya, "Yuniko!". Tak disangka dia dan pria di sebelahnya berjalan ke arah kami, kebetulan Yuniko adalah rekan satu kerjaanku, spontan aku bertanya padanya, "Kamu angkatan berapa?". Dia malah tertawa dan berkata, "Aku hanya menemani pacarku kok.". Ternyata pria di sebelahnya adalah Krisna Galih, yang juga teman seangkatanku di SMU. Inilah photo pasangan kita pada acara buka bareng hari itu.




Setelahnya Dwitia datang, kebetulan ia sedang berbadan dua. Kemudian Mayel dan Niken juga datang, lalu Empi. Akhirnya berkumpullah kami 11 orang untuk berbuka puasa bersama pada hari itu. Ngobrol ngalor-ngidul, kemudian mengabadikan moment-moment kebersamaan kami hingga malam hari.










Malam semakin larut, akhirnya jam tangan sudah menunjukkan pukul setengah 9 malam. Kami rencana bubaran dari acara BukBar tersebut hingga tiba-tiba muncul dua kawan kami lagi, Zenith dan Yudi. Kembali kami abadikan kebersamaan itu dalam kamera compact-ku.



Yup ... itu hasil photo terakhir edisi kali ini, diharapkan akan ada session selanjutnya. Sepulang dari Jimbaran de Cafe, aku dan Betty ngacir ke e-walk BSB untuk shopping, kemudian esok harinya aku dan Betty juga Rachmad nonton Harry Potter bersama di XXI. Bulan November, Betty akan menikah dengan orang Surabaya yang kebetulan pacarnya semasa kuliah dulu, dan ia akan mengurus mutasi kerja ke Surabaya. Entah kapan akan bertemu lagi setelahnya. Keep in touch ya friend ... semoga masih terus berlanjut hingga 10 tahun ke depan, insyaAllah. Terima kasih buat dua harinya yang cukup berkesan.

Minggu, Agustus 21, 2011

Belajar dari kisah sederhana

Sebegitu mudahnya kah kaum lelaki berpindah ke lain hati ? Untuk hal yang satu ini, apakah saya harus bertanya pada diri saya sendiri ? Saya adalah seorang wanita, ketika hari sebelumnya saya begitu 'berbunga-bunga' menanggapi perhatian yang diberikan oleh seseorang yang berniat melamar saya, seketika pula seseorang yang sudah lama saya taksir menghubungi saya dan mulai mendekati saya, dan kisah yang tadinya indah menjadi begitu memuakkan bagi saya. Begitu pula ketika saya sedang tidak memiliki siapa pun untuk mendengarkan cerita saya dan membawa saya 'mencari angin segar' untuk membuang rasa suntuk saya, seorang teman pria yang kebetulan dekat dengan saya dan menganggap saya 'lebih dari sekedar teman dekat' selalu bersedia membawa saya kemanapun saya inginkan. Namun setelah mendapatkan perhatian dari seseorang yang saya cintai, saya hampir melupakannya dan semua dari dirinya adalah 'salah' di mata saya.

Setelah membaca buku 'Cerita sebuah pensil' karya Vanny Chrisma W, dimana terdapat bagian dengan bab yang berjudul 'Arrrght', saya rasa ini waktunya introspeksi diri. Pokok yang terkandung dalam kisah itu adalah, 'bila kita tidak mampu menerima orang lain apa adanya, bagaimana kita bisa berhubungan dengan orang lain dan menemukan kekasih bagi diri kita sendiri ?'

Sebut saja pria C, dia orang yang membuat saya jatuh cinta, benar-benar cinta. Awalnya dia begitu perhatian pada saya, namun kemudian berubah 180 derajad pada saya dan itu membuat saya sangat bingung sekaligus sakit hati. Saya kemudian berpikir, apa itu juga yang dirasakan oleh pria A dan pria B yang sempat dekat dengan saya tadi. Kesan pertama terhadap pria A, adalah pria yang sopan dan berbudi pekerti luhur. Namun kemudian yang saya sadari adalah ia yang kebetulan memang anak orang yang cukup terkenal di Kota ini, mencari istri yang ingin didapatkan secara 'cuma-cuma', tidak begitu mengenal yang namanya 'harga diri seorang wanita'. Kesalahan terbesar saya adalah, ketidak-sukaan terlalu drastis diperlihatkan.

Begitupun dengan pria B yang notabene adalah sahabat dekat saya. Dengannya saya hanya tidak tahu bagaimana cara menolaknya ketika ia mengajak saya pergi hanya berduaan. Saya juga selalu menghindar dari pernyataan cintanya, sehingga kadang saya terkesan jutek padanya. Pengetahuan umumnya yang terlampau sedikit dan 'loading' yang terlalu lama dalam hal membahas sesuatu, membuat saya cukup il-feel padanya.

Perubahan sikap yang drastis oleh pria C pada saya mengingatkan saya pada pria A dan B. Saya sungguh menyukai C, karena ia pria yang sangat menghormati wanita, ganteng (wajahnya selera gue banget deh), sopan, dan cukup berpendidikan. Rasa sakit yang saya rasakan saat ini, mungkinkah karma akan 'sakit' yang dirasakan kedua pria yang sempat dekat pada saya sebelumnya ?

Yah, mungkin C telah menemukan wanita yang lebih baik dari saya. Seperti saya yang menemukan banyak kekurangan pada diri pria-pria sebelumnya, begitupun ia menemukan banyak kekurangan pada diri saya. Dan kali ini saya yang harus belajar ikhlas dan mengambil hikmah atas rasa 'sakit' yang saya rasakan saat ini. Walau 'sakit', saya harus berbesar hati untuk mengucapkan, 'Selamat tinggal PRIA PLANET MARS, semoga berbahagia.'