Sabtu, Juli 25, 2015

Kumpulan Fiksi Mini (yang sudah publish di Path-Facebook-Twitter), oleh Annisa Tang.


Judul: Setelah Kematian

Aku belari mengejar suamiku dan tertawa, tak pernah sebelumnya aku merasa segirang ini. Ia juga tampak menikmati kejaranku, terus belari, tetapi tak ada raut bahagia di wajahnya, ia tampak tertekan. Ah entahlah, apa karena aku terlalu memaksanya untuk bersenda gurau dan bermain di kala sibuknya? Sebelumnya ia tak pernah mengajakku bermain, terus memarahiku, hingga akhirnya dia menancapkan pisau dapur di dadaku, aku tidak ingat apapun lagi setelahnya, yang aku ingat hanyalah aku menolak ketika seseorang mengajakku ke dunia lain, aku ingin tetap menemani suamiku di sini, kami bermain kejar-kejaran setiap hari. #CreepyPasta #SekaliKaliNulisHorror #FiksiMini #AnnisaTang #Maaf #NumpangLewat

Judul: Belenggu

Aku terkungkung dalam sepi, bola mataku melirik ke kiri dan ke kanan mencari sumber keributan, tetapi hanya suara, tak kutemukan satu hal pun yang mampu mengisi kekosongan jiwa. Lelaki yang rupawan itu, ia datang begitu saja, membawa lari separuh jiwaku, aku berteriak, memintanya membawa kembali, tetapi ia tak pernah datang lagi. Ia menghilang dari hidupku, jiwaku ikut pergi bersamanya.
#FiksiMini #AnnisaTang #Belenggu

Judul: Cinta yang terlambat

"Hei, tahu kah kamu Rendra, kamu satu-satunya pria yang baik terhadapku."
Aku melihat binar pada bola matanya, seorang gadis yang dekil tetapi dengan semangat yang selalu membara.
"Rendra, aku tahu kamu pasti mencintaiku."
Dia selalu penuh percaya diri.
Sesungguhnya aku hanya iba padanya, seorang gadis yang sehari-hari hanya menggantikan ayahnya yang sedang sakit untuk menarik bemo. Aku memang baik padanya sejak awal kami bertemu, tetapi tidak mungkin aku jatuh cinta kepada gadis yang tidak tahu untuk menjaga penampilannya sendiri seperti dia. Gadis impianku adalah yang cantik dan anggun. Aku bersamanya hanya ketika tidak ada gadis lain untuk kuajak berbagi cerita.
"Maafkan aku Rendra, aku harus pergi, ayahku telah menjodohkan aku dengan anak ustad di kampung. Aku pasti telah membuatmu kecewa, tetapi dia adalah ayahku."
Dia selalu berkata dengan sungguh-sungguh, dan penuh percaya diri. Dia selalu menganggap kami berpacaran.
Seharusnya aku merasa lega dengan kalimat perpisahannya itu, tetapi kali ini berbeda, aku tidak menyalahkan kalimatnya yang selalu berani itu kali ini, ketika ia benar-benar pergi meninggalkanku, ingin rasanya aku menariknya kembali ke dalam pelukanku tidak peduli sekumal apapun dia.
#FiksiMini #AnnisaTang #CintaYangTerlambat @FiksiMini

Judul: Pembantu bukan Pelacur

"Tidak, tolong lepaskan aku!"
Tak peduli, pria beringas itu terus menjamah tubuhku dengan tangan dan bibirnya.
"Tolong..."
Aku terus meronta, mendorong tubuhnya yang merangkulku dengan kasar. Air mata membanjiri wajahku.
Aku berteriak dan meludahi wajahnya, membuat dirinya semakin berang, ia mencekik leherku dengan sebelah lengannya sedang bagian yang lain tak kapok untuk menyentuh bagian-bagian intim tubuhku.
Aku menggigit lengannya membuat ia mengerang kesakitan dan sontak melepaskannya dari leherku. Aku berhasil berlari darinya.
Pintu ... Aku harus mencari jalan keluar! Shit! Terkunci!
Pria itu terus mengejarku dan tertawa dengan suaranya yang berat, seolah-olah mengejekku sebagai seorang pecundang.
Aku menghindarinya, kembali masuk ke dalam rumah. Ia berhasil menangkap tanganku, tetapi dengan kekuatanku yang tersisa aku menendangnya, membuatnya semakin penasaran.
Buntu! Aku terperangkap di dalam dapur, ia sudah meerencanakannya, seluruh pintu keluar sudah terkunci, satu-satunya jalan aksesku untuk kembali masuk ke dalam rumah sudah dihalau oleh tubuhnya yang hitam, tinggi, dan tambun.
Aku sangat takut, setan ini sangat menikmati permainannya. Ia terus  mendekati tubuhku dan tertawa, membuatku semakin terpojok. Aku kehabisan tenaga, ia berhasil membawaku kembali ke dalam dekapannya, untuk meronta aku sudah tak sanggup, ia bebas menciumin leherku tanpa perlawanan.
Tanganku lunglai, tergolek lemas di meja dapur, terjatuh begitu saja membuat gantungan sendok dan garpu ikut berantakan.
Aku merasa jijik, meskipun aku hanyalah seorang pembantu, aku tidak pantas diperlakukan seperti ini, tapi bagaimana caraku kabur dari maniak sepertinya?
Aku melirik ke arah tumpukan sendok dan garpu, terselip di antaranya benda yang panjang dengan besi yang mengkilap. Perlahan aku raih, kukumpulkan kembali tenaga dan kudorong tubuh lelaki bajingan itu. Kuhujamkan pisau dapur berulang kali di dadanya. Ia berlumuran darah, mati, aku tertawa penuh kemenangan. Tak seorang pun boleh berbuat sesuka hatinya terhadap si miskin sepertiku.
Pengadilan Arab Saudi menjatuhkan hukuman mati padaku, keluargaku dan seluruh rakyat Indonesia bersatu memohon dan mengumpulkan dana untuk menebusku dari keluarga korban dan pengadilan. Tetapi, meskipun mati adalah akhirku, aku tak akan pernah menyesal telah menyingkirkan bajingan sepertinya dari muka bumi. Aku menyeringai dari balik jeruji besi.
Aku pembantu, bukan pelacur.
#FiksiMini #MaafAgakFrontal #FiktifBelaka #AnnisaTang #PembantuBukanPelacur