Kamis, Desember 23, 2010

Lintasan usia saya ...

Dear my swit diari ...

Sepanjang perjalanan hidup saya sebagai seorang freelance writer, mungkin kalian hanya mengenal Annisa Tang ataupun Tang Annisa I H, tapi tahukah kalian kisah di balik hidup saya? Kemarin tepat tanggal 22 Desember 2010 adalah perayaan hari jadi saya yang ke 27. Merasa beruntung memiliki hari lahir yang dirayakan oleh seluruh wanita di Indonesia, serta menjelang hari raya umat kristiani maupun tahun baru International. Namun yang paling berkesan adalah di balik angka 27 tadi, sudah lebih dari seperempat abad saya berada di dunia, dan saya masih diijinkan untuk melewati hari ini.

Pada hari itu sebelas tahun yang lalu, saya menerima kado yang pertama kali oleh pacar pertama saya. Isinya kaset album la luna dan kaset rekaman lagu2 favorite saya (dan mungkin juga lagu-lagu favorite-nya) dan sebuah jam tangan berwarna biru. Pada hari itu pula sepuluh tahun yang lalu, saya menerima kado boneka panda bertuliskan 'be my valentine' dari seorang lelaki yang mengejar saya sejak pertemuan di kapal yang membawa saya pulang dari berlibur di Bali, seorang anak ustadz yang mengejutkan saya dengan kehadirannya secara tiba-tiba di rumah saya, tentu saja mengagetkan kedua orang tua saya juga, mengingat saat itu usia saya masih 17 tahun. Pada hari itu juga tujuh tahun yang lalu, seorang sahabat karib saya (pada waktu itu), lelaki tentunya, mengejutkan seluruh keluarga saya dengan membawa karangan bunga yang dipersembahkan langsung kepada saya. Pada hari itu enam tahun yang lalu, kekasih hati saya memberikan bantal berbentuk hati berwarna merah muda yang menjadi teman tidur saya di kamar kos, ketika itu saya kuliah di perantauan. Pada hari itu lima tahun yang lalu, kekasih saya yang berikutnya memberi saya memberi boneka sapi yang saya beri nama Pidung, dan tahun berikutnya ia memberi saya boneka Teddy Bear, kemudian pada ulang tahun saya berikutnya, kami sudah tak memiliki hubungan apapun.

Kemarin adalah hari ulang tahun saya. Hanya ada saya, dan keluarga saya. Tak ada pria di sisi saya pada saat itu, sekalipun yang dekat dengan saya. Walau keluarga mengucapkan dengan riuh, tetap ada sesuatu yang hilang dari diri saya. Bahkan rasa cinta atau tertarik pada lelaki pun saya belum ada, dalam artian saya sama sekali tidak mempunyai sasaran yang tepat agar cinta saya dapat menghampiri. Setiap saya menemani mami saya ke pernikahan anak kerabatnya, selalu ditanya, "Kapan nyusulnya?"
Saya hanya bisa tersenyum masem, yang kemudian disusul dengan pertanyaan lainnya, "Masa cantik-cantik belum ada calonnya?"

Sangat spesial di usia saya ke 27 saya masih belum memiliki pacar, apalagi calon suami, namun diijinkan untuk bertemu kembali dengan hari itu, 22 Desember 2010, saya sangat bersyukur sekali, karena saya masih diijinkan oleh yang kuasa untuk menemukan jawaban dari takdir hidup saya. Hidup saya masih akan terus berlanjut sampai Allah SWT memutuskan bahwa 'Inilah akhir dari kisah hidupmu'. Dan sampai saatnya tiba, saya masih memiliki kesempatan untuk menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang dibisikkan oleh hati saya setiap malam menjelang tidur tiba.