Kamis, November 12, 2009

Mimpiku kelas 4SD

Sebelumnya, tak pernah terpikirkan olehku untuk menjadi seorang penulis. Aku menulis hanya karena aku tipikal wanita yang lebih mudah mengungkapkan perasaanku melalui pena dan secarik kertas. Tidak seperti kebanyakan wanita yang bisa dengan bebas bersikap, spontanitas yang tinggi, dan sebagainya, aku seorang yang sukar menentukan bagaimana harus bersikap.

Berawal ketika aku kelas 4 SD. Aku senang sekali mengoleksi buku diary. Berbeda dengan teman-temanku yang lain yang lebih senang dihadiahi berbagai macam mainan (atau mungkin juga karena papaku sudah memfasilitasi diriku dengan berbagai macam permainan anak di rumah, jadi aku tak begitu respek dengan hadiah mainan dari teman-temanku itu), aku lebih berbahagia jika isi kado pemberian dari teman-temanku berupa diary atau komik Jepang (serial Mary Chan/ballet ketika itu, mamiku yang selalu membelikannya). Saat itu aku bersahabat kental dengan Dewa yang kebetulan hobinya sama yaitu menyukai komik ballet Jepang dan buku kosong/diary buat corat-coret. Hanya saja, Dewa lebih condong mencoreti bukunya dengan gambar-gambar berbicara (komik), sedangkan aku berupa tulisan yang panjaaaang sekali alias karangan indah.

Cerpen pertamaku (pada waktu kelas 4 SD), berjudul "Sebatang kara". Aku bangga sekali dengan karyaku itu. Walaupun tulisannya masih jelek khas anak-anak banget (sampe sekarang masih jelek sih sebenernya, hihihihiiii), cara tuturnya juga masih kental SDnya,...tapi aku membiarkan orang tuaku dan para pegawai kantor mereka membacanya. Rasanya saat itu, aku tuh berharga banget karena bisa menciptakan sebuah cerita yang begitu dramatis. Entah kemana sekarang cerita itu, aku sudah lupa tempat menyimpannya.

Hingga sekarang aku masih menyukai menulis. Jika sedang susah hati, punya masalah di tempat kerja, masalah dengan keluarga, aku menuangkannya dalam bentuk tulisan,...walau hanya berupa update status di facebook, berupa note di fb juga, maupun di blog ini. Sayangnya dengan waktu senggangku yang sangat minim, aku tidak bisa terlalu mengeksplorasi bakatku ini. Berbeda ketika aku yang baru saja menyelesaikan kuliahku (tinggal nyelesaikan skripsi saja), waktu senggangku banyaaak banget. Berbagai tulisan mampir di komputerku (bahkan sekarang sudah bersemayam di komputerku, maklum...uda 5 taon berlalu, komputerku uda minta ganti perangkat), diantaranya adalah cerpen "Calon Mertua".

Cerpen "Calon Mertua" itu aku tulis bersetting antara Banjarmasin-Balikpapan. Bahasa yang digunakan sebagiannya adalah bahasa Banjar. Kejadian yang dikisahkan terinspirasi dari kondisiku saat itu. Kisah yang ringan saja sih sebenarnya, tapi yang bikin spesial adalah, cerita itu adalah ceritaku yang pertama yang dimuat di media massa, yaitu di majalah Kartika (edisi Juni 2007). Bukan hanya itu, yang bikin aku surprise lagi, cerita remaja yang aku buat, berjudul "Ketupat Merah Jambu" menjadi juara kedua lomba cerpen lebaran Tabloid Gaul (tahun 2007 juga tuh) dan dimuat pula di Tabloid GAUL. Senaaaaaangggg dehhh...bukan masalah duitnya, tapi karena cerpenku yang terpampang di majalah dengan namaku sebagai pengarangnya-lah yang lebih spesial.

Bulan April tahun 2008 adalah yang paling spesial dari semuanya. Karena iseng-iseng mengarang cerita bersambung, ber-setting Bali dan kebudayaannya, dengan judul "Ketika Dayu memilih Cinta", dan iseng mengirimkannya (ketika sudah selesai aku tulis) ke majalah Femina, yang katanya majalah wanita paling bergengsi di Indonesia ini,...tidak begitu optimis juga sih bakalan dimuat, mengingat Femina punya kelas tersendiri,...namun ternyata, kisah itu dimuat! Aku berhasil menjadi penulis cerita bersambung. Berturut-turut dalam 4 edisi ceritaku itu dimuat dan tertulis namaku di sana, dengan honor yang juga menurutku sangat banyak (Khususnya untuk penulis pemula sepertiku. Bukan hanya dimuat di majalahnya (dalam bentuk media massa), melainkan juga di websitenya...dan masih dimuat sampai sekarang, alasan itu pula yang membuatku sangat respek pada Femina. Bagi kalian yang belum sempat membaca karyaku, bisa kunjungi web-nya Femina: http://www.femina-online.com/cerber/cerber_detail.asp?id=637&views=5012

Setelah itu, aku belum pernah lagi mengirimkan tulisanku ke majalah, karena hasil tulisanku saat ini menurutku sangat standard sedangkan aku belum mood-ku ga begitu bagus sejak pekerjaanku menyita banyak sekali waktuku, mungkin karena rasa capek...aku agak malas untuk berpikir, jadinya keseharianku habis untuk bekerja dan browsing di internet aja, atau sedikit cuap-cuap ga penting melalui blog. Walaupun begitu, masih tersimpan hasratku untuk menerbitkan sebuah buku karyaku sendiri suatu saat. Entah itu novel atau hanya kumpulan cerpen karyaku. Jika suatu saat aku berhasil menerbitkan sebuah buku, aku kasih satu buat Femina deh, heheee...semoga aja suatu waktu aku bisa mewujudkan mimpiku itu, mimpi dan kebanggaanku sejak kelas 4 SD.

6 komentar:

  1. Tau nggak....
    Bangga banget aku punya temen yang pinter nulis kayak kamu...
    Sejak pindah ke malang aku juga nulis diary koq... tpi di buku tulis biasa. Dari kelas 6 SD sampe kelas 2 SMA hasilnya adalah 8 buku tulis. Itu udah lumayan bagiku...
    Masuk kuliah, udah ngeblog deh, tapi ga lancar..

    Tulisan yg bagus itu tulisan yg bisa menarik perhatian dr awal kan? Tulisanmu itu tipenya seperti itu loh..... :)

    BalasHapus
  2. Thanks yah Wa...dulu aku juga senang liat gambar2 komik-mu soalnya, mirip banget ma tokoh2 di komik Jepang dulu,...kamu selain bakat menulis, juga bakat gambar...wah, good2...
    Btw, kyny komen2 di tempatku ini, kudu dipancing dulu deee br muncul. Xixixixiii...ni aj 2 kali kupancing br keliatan.

    BalasHapus
  3. Pindah ke wordpress aja nis..lbh gampang.template emg rada kurang asik si,tp aku suka yg simpel jd ga masalah.ga tau klo kmu ya.. D wordpress jg kta bs tau berapa pengunjungnya, post apa yg dcari, smpe post yg sering dibaca..
    Oia, aku jg bca ketika dayu memilih cinta..hi2..berdasarkan pengalaman sapa tu??

    BalasHapus
  4. Hmmm...heheheee...bukan pengalaman siapa2 ko',...tokohnya sih cuman dua...tapi kondisinya aku ambil dari sepengetahuanku aja sihhh, misalnya lingkungan rumahnya seperti lingkungan rumah kebanyakan di Bali...heheee...cmpur2 sih, tp kubuat jd satu cerita dan di tokoh dua itu semua numplek jd satu kondisinya...

    BalasHapus