Minggu, Agustus 21, 2011

Belajar dari kisah sederhana

Sebegitu mudahnya kah kaum lelaki berpindah ke lain hati ? Untuk hal yang satu ini, apakah saya harus bertanya pada diri saya sendiri ? Saya adalah seorang wanita, ketika hari sebelumnya saya begitu 'berbunga-bunga' menanggapi perhatian yang diberikan oleh seseorang yang berniat melamar saya, seketika pula seseorang yang sudah lama saya taksir menghubungi saya dan mulai mendekati saya, dan kisah yang tadinya indah menjadi begitu memuakkan bagi saya. Begitu pula ketika saya sedang tidak memiliki siapa pun untuk mendengarkan cerita saya dan membawa saya 'mencari angin segar' untuk membuang rasa suntuk saya, seorang teman pria yang kebetulan dekat dengan saya dan menganggap saya 'lebih dari sekedar teman dekat' selalu bersedia membawa saya kemanapun saya inginkan. Namun setelah mendapatkan perhatian dari seseorang yang saya cintai, saya hampir melupakannya dan semua dari dirinya adalah 'salah' di mata saya.

Setelah membaca buku 'Cerita sebuah pensil' karya Vanny Chrisma W, dimana terdapat bagian dengan bab yang berjudul 'Arrrght', saya rasa ini waktunya introspeksi diri. Pokok yang terkandung dalam kisah itu adalah, 'bila kita tidak mampu menerima orang lain apa adanya, bagaimana kita bisa berhubungan dengan orang lain dan menemukan kekasih bagi diri kita sendiri ?'

Sebut saja pria C, dia orang yang membuat saya jatuh cinta, benar-benar cinta. Awalnya dia begitu perhatian pada saya, namun kemudian berubah 180 derajad pada saya dan itu membuat saya sangat bingung sekaligus sakit hati. Saya kemudian berpikir, apa itu juga yang dirasakan oleh pria A dan pria B yang sempat dekat dengan saya tadi. Kesan pertama terhadap pria A, adalah pria yang sopan dan berbudi pekerti luhur. Namun kemudian yang saya sadari adalah ia yang kebetulan memang anak orang yang cukup terkenal di Kota ini, mencari istri yang ingin didapatkan secara 'cuma-cuma', tidak begitu mengenal yang namanya 'harga diri seorang wanita'. Kesalahan terbesar saya adalah, ketidak-sukaan terlalu drastis diperlihatkan.

Begitupun dengan pria B yang notabene adalah sahabat dekat saya. Dengannya saya hanya tidak tahu bagaimana cara menolaknya ketika ia mengajak saya pergi hanya berduaan. Saya juga selalu menghindar dari pernyataan cintanya, sehingga kadang saya terkesan jutek padanya. Pengetahuan umumnya yang terlampau sedikit dan 'loading' yang terlalu lama dalam hal membahas sesuatu, membuat saya cukup il-feel padanya.

Perubahan sikap yang drastis oleh pria C pada saya mengingatkan saya pada pria A dan B. Saya sungguh menyukai C, karena ia pria yang sangat menghormati wanita, ganteng (wajahnya selera gue banget deh), sopan, dan cukup berpendidikan. Rasa sakit yang saya rasakan saat ini, mungkinkah karma akan 'sakit' yang dirasakan kedua pria yang sempat dekat pada saya sebelumnya ?

Yah, mungkin C telah menemukan wanita yang lebih baik dari saya. Seperti saya yang menemukan banyak kekurangan pada diri pria-pria sebelumnya, begitupun ia menemukan banyak kekurangan pada diri saya. Dan kali ini saya yang harus belajar ikhlas dan mengambil hikmah atas rasa 'sakit' yang saya rasakan saat ini. Walau 'sakit', saya harus berbesar hati untuk mengucapkan, 'Selamat tinggal PRIA PLANET MARS, semoga berbahagia.'




Tidak ada komentar:

Posting Komentar