Senin, Agustus 29, 2011

Fang Fang

Membaca judul di atas pasti kalian sudah menduga kalau judul itu menggunakan nama seseorang. Yah, namanya Fang Fang, perempuan keturunan Tiong Hoa campur Jawa, dan marganya adalah Tang, sama dengan saya. Secara langsung saya belum pernah bertemu dengannya, mungkin ketika kecil dulu pernah dan itupun saya sudah lupa tampangnya seperti apa, namun dalam hal hubungan darah, kami cukup dekat karena ia adalah anak dari kakak laki-laki papa saya, dengan artian kalau ia adalah sepupu sekali saya.

Saya memanggil Oom saya itu dengan sebutan Apek, ia sudah almarhum sejak beberapa tahun yang lalu. Apek menikah beberapa kali, anak Apek yang paling dekat dengan saya adalah koko Ahok, karena ia sudah ikut dengan keluarga saya sejak baru lulus SMP. Ibu kandung koko Ahok adalah wanita Batak yang tinggal di daerah Sibolga. Kemudian Apek ada beberapa kali menikah; ada dengan wanita India, Jawa, dan juga sesama Chinese. Nah, Fang Fang adalah anak kedua dari seorang wanita Jawa yang dinikahi oleh Apek.

Baru-baru ini Fang Fang ada menghubungi papa saya, mengabari kalau ia sekarang berada di kawasan transmigran di Kalimantan Tengah mengikuti suaminya, ia mengetahui nomor HP papa pasti dari la'ko (kakak perempuan papa yang berada di Jakarta). Sewaktu saya dan mami berlibur ke Jakarta, kami sempat bertemu dengan chi-chi Amey di rumahnya di daerah Muara Karang, ia adalah salah seorang anak la'ko, dan mengalirlah cerita dari mulutnya kalau Fang Fang sempat tinggal di rumahnya, dan mau dikursuskan salon agar bisa membantu chi-chi Amey di salon miliknya, tapi Fang Fang selalu lari ke dapur untuk mencuci piring. Kemudian chi-chi Risa, kakak sepupu saya juga, diceritakan oleh chi-chi Amey, sempat mau mengajak Fang Fang untuk tinggal bersamanya di Australia dan dijodohkan dengan bule Aussie, Fang Fang menolak dengan tegas.

Fang Fang jatuh hati dengan seorang buruh bangunan yang ketika itu bekerja pada tetangga chi-chi Amey, lalu mereka pun menikah. Chi-chi Amey tak habis pikir akan jalan yang dipilih oleh Fang Fang. Tapi kalau cinta sudah berbicara, pertanyaan seperti apapun tak akan ada jawabannya.

Kembali pada Fang Fang, dia berbicara dengan papa melalui telepon seperti sudah lama mengenal papa, sempat saya menguping pembicaraan mereka, terdengar akrab. Fang Fang merayakan lebaran juga sama seperti kami, namun ia merayakan lebaran sehari sebelum kami yaitu pada tanggal 30 Agustus 2011. Kemudian papa mengenalkan Fang Fang pada mami, ia juga menanyakan kabarku pada mami, dan ia menangis pada mami. Ia bercerita pada mami kalau ia hanya lulusan SD, ia berkata ingin seperti saya yang bisa sekolah tinggi sehingga bisa bekerja di bank. Apek memang semasa hidupnya kurang memperhatikan anak-anaknya, oleh karena itulah koko Ahok dulu tinggal bersama kami agar bisa mendapatkan pendidikan yang layak. Apa daya, Fang Fang luput dari kami, karena ketika Apek meninggal dunia, kami pun sedang mengalami krisis moneter. Semoga alm Apek tidak merasa terganggu dengan diceritakannya kisah ini.

Fang Fang cerita tentang kondisi dirinya yang hanya menghidupi diri dengan bertani, ia sudah memiliki seorang putri, dan di musim kemarau ini, ia harus setengah mati menggarap sawahnya. Ibunya sedang sakit dan masuk rumah sakit di Jawa, sedangkan kakak lelakinya tidak begitu peduli. Kakak lelakinya itu memang sempat terkena kasus pencurian di rumah seorang kerabat kami juga di Jakarta.

Hati saya terenyuh juga mendengar kisahnya. Saya belum sempat bertemu dengannya, namun saya sudah merasa cukup dekat dengannya. Sebagai wanita dewasa yang sudah wajib zakat, saya merasa alangkah baiknya jika penerimanya itu adalah dia, dan ketika saya menelponnya untuk memastikan apakah kiriman saya sudah sampai atau belum, ia terdengar seperti wanita yang santun, walau pendidikannya tidak memadai. Dan jika suatu saat saya mendapat rezeki yang lebih lagi, saya sudah tahu harus membaginya pada siapa. Tetap menjadi wanita yang kuat ya ... saudariku Fang Fang ...

3 komentar:

  1. terima kasih annisa sudah berkunjung ke blog puisi saya. :)

    cerita2mu menarik semua disini.

    salam ukhuwah yah, and selamat idul fitri 1432 H.

    BalasHapus
  2. Sama-sama ... salam ukhuwah dan selamat Idul Fitri yaaa ...

    BalasHapus
  3. wawww..ini sisi dalammu nis, amazing woman

    BalasHapus