Minggu, Januari 10, 2010

Berharap mendapat benefit dengan menjadi yang bonafit

Memang berbeda dunia kerja dengan ketika masih duduk di bangku kuliah. Dosen selalu memberikan kesempatan mahasiswanya untuk bertanya, dan yang paling sering bertanya justru menjadi yang paling diperhatikan (dalam artian positif) di dalam kelas.

Saat menjadi seorang pegawai kantor, aku adalah seorang yang paling reseh, dari dulu sampai sekarang, sekiranya begitulah anggapan dari atasanku maupun rekan-rekan kerja. Maklum, tiada hari tanpa bertanya, mengingat pekerjaanku sebagai Customer Service (CS) yang menyangkut kepentingan orang banyak.

Seperti ketika aku masih bekerja di sebuah perusahaan provider telekomunikasi, mungkin aku menjadi yang paling bodoh di mata atasan karena selalu bertanya. Pada kenyataannya, dalam hal meng-handle pelanggan, semua rekanku yang telah bekerja terlebih dahulu daripada aku selalu bertanya padaku jika menemukan permasalahan yang tidak dapat mereka pecahkan, dan aku yang berhasil mencarikan jalan keluarnya. Tapi atasan tak pernah tahu, karena rekan-rekan kerjaku segan bertanya pada beliau. Begitulah susahnya kalau atasan kurang berbaur dengan anak buah, sehingga beliau tidak pernah tahu apa saja yang kami kerjakan di garda depan.

Setelahnya, lagi-lagi sebagai CS dan di bidang perbankan, bidang yang masih sangat asing bagi aku. Begitulah, kejadian terulang lagi, sepertinya para atasanku menganggap aku reseh dan sangat bodoh, karena sulit sekali menghentikan mulut untuk bertanya. Bedanya dengan atasan di kerjaanku sebelumnya adalah atasan langsung kami di sini cukup berbaur dengan anak buah, hanya saja tak kurang-kurang dia membentakku. Dan kemudian, selalu saja aku yang salah di matanya.

Padahal menurutku, gaji yang aku terima tidak sebanding dengan apa yang telah aku lakukan, belum lagi peraturan lembur yang walau telah dihapuskan tetap membuatku menjalankan tanggung jawabku di hari itu hingga over time. Ditambah lagi request yg hampir tiap hari untuk meeting seusai jam kerja. Dan satu lagi, ikatan kontrak dengan pinalti yang besarnya 4 kali dari gaji, padahal tidak mendapatkan benefit apapun (tak ada training khusus ke luar kota, dsb).

Rekan kerjaku bahkan tidak peduli ambil langkah seribu melanggar kontrak kerjanya begitu saja demi pekerjaan lain yang menawarkan sesuatu yang lebih, dan mengabaikan begitu saja masalah pinalti, karena ia mengetahui betul bahwa 'pinalti' melanggar peraturan disnaker. Sementara aku, masih melaksanakan tanggung jawabku, melamar di perusahaan lain tidak aku lakoni, walau teguran tak pernah tak aku terima dalam satu hari.

Berharap mendapat benefit dengan menjadi yang bonafit? Apa mungkin? Sudahlah, aku jalani saja dulu sambil berharap mereka yang 'lebih tinggi' tidak buta lagi dan bisa melihat pegawai yang masih loyal, dan bisa membimbing dengan sabar, apalagi hanya mampu mengikat dengan imbalan segitu.

__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around
http://mail.yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar