Selasa, April 06, 2010

Keluhan waktu bokek (setiap saat donk, soalnya bokek terus!)

Taraaaaa...I'm here...sebelumnya mo ucapin hepi b'day to my papa...piii b'day papa, semoga panjang umurnya, sehat fisik dan pikirannya always...tetep sabar ngadapin anak-anaknya yang pada ngelawan gini, n' satu lagi kudu memperkuat rasa sensitivitasnya (soalnya yang selama ini kita perhatiin sih kagak ada sama sekali!).

Lanjut nih. Pengen ngobrol-ngobrol dikit seputaran pekerjaan yang sedang dan sedari awal daku jalanin, yaitu sebagai seorang 'CS'. Fiuh, memikirkan aku harus bekerja di bidang pelayanan membuatku teringat pada supir dan pembantuku dulu. Hanya untuk sebatang coklat, supir pribadi keluarga kami harus kujuk-kujuk pergi ke Suzana (mini market langganan) demi memenuhi keinginanku. Di samping itu, pembantu rumah tangga kami yang ke sekian (karena terlalu sering ganti-ganti; diakibatkan ada yang tidak beres dalam bekerja, ada juga yang 'bertangan panjang' alias tidak tahan untuk mengembat barang yang bukan miliknya), pernah menggerutu sendiri karena harus membantu membersihkan kotoran teman mainku sewaktu kecil (karena terlalu asyik bermain, kawanku itu paling malas disuruh ke toilet, jadinya malah kebablasan), "Membersihkan kotorannya Mba Anis saja aku nda pernah, kok malam membersihkan kotoran anak orang", begitu sekiranya gerutuan pembantuku pada saat itu. Pasti kalau saat itu aku sudah bekerja, begini deh pikirku begitu mendengar gerutuan pembantuku itu (jadi bisa 'menyelami' hati pembantuku itu), "Wah pasti bayarannya kurang nih!"

Begitulah, namanya juga pelayan, bisanya hanya menggerutu sendiri, tapi tidak bisa berbuat banyak, yah berpegang pada prinsip 'Apa boleh buat'. Hahahaaa...sekiranya itulah yang kini aku rasakan. Paling banter kalau mood-nya lagi drop banget, pergi ke toilet kantor bentar, trus nangis deh, baru tarik nafas dalem-dalem dan hembuskan pelan-pelan, mencoba tersenyum sendiri, kemudian baru keluar dari toilet dan siap untuk bekerja kembali dengan baik.

Ampun-ampun aku yang begitu dimanja, bermandi kasih sayang kedua orang tuaku, pergi ke tempat dimana aku harus siap menerima cacian dan makian, harus siap menjalankan perintah orang-orang dari pagi sampai sore,...dengan gaji kecil (untuk diri sendiri tidak cukup, apalagi berbagi dengan kedua orang tuaku dan adik semata-wayangku), belum lagi harus ekstra hati-hati kalau tidak pake acara nombok. Dan waktu kerja sekarang juga terbatas banget, diburu waktu pulang, soalnya dengar-dengar 'lembur' sudah ditiadakan, jadi tidak ada yang boleh kerja 'over time', harus rame-rame langsung pulang begitu 'teng' waktu pulang. Apa ga mules-mules perutku, ga ada tambahan uang. Penyakit lama nih, kalau stress, perut tuh rasa melilit banget. Apalagi kalau bokek.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar